REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sholat merupakan pintu makrifatullah. Bagaimana tidak, sebab dalam sholat terdapat tiga bentuk dzikir yang merupakan pusat daripada ibadah-ibadah lain.
Ustadz Syamsuddin Noor dalam Pedoman Sholat Berjamaah Menurut Tuntunan Rasulullah SAW menjelaskan, dalam sholat ada dzikrul lisan dengan membaca takbir, tahmid, tasbih, dan doa-doa. Kemudian ada dzikrul abdan dengan gerak mengangkat tangan, berdiri, rukuk, sujud, atau tasyahud. Selain itu, ada dzikrul jinan dengan niat atau hadirnya hati, bahwa diri sedang sholat serta mentafakuri arti bacaan-bacaan dalam sholat dengan memahaminya.
Dengan sholat, maka Allah bermaksud menatar diri kita agar selalu berdzikir dengan lisan, berdzikir denga nraga, dan dengan hati. Ketiganya ditatar oleh Allah secara efektif dan efisien sekali dalam paket sholat yang dijadwalkan oleh Allah lima kali setiap hari.
Dapatlah dipahami, kalau dikatakan bahwa sholat itu merupakan kunci seluruh ibadah. Semua bermuara kepada ajaran sholat yang mengandung falsafah hidup yang paling tinggi. Gerak dan langkah hidup seorang mukmin tidak lain adalah manifestasi dari nilai falsafah sholatnya. Ini yang dimaksudkan oleh Allah dalam firmannya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
wa mâ khalaqtul-jinna wal-insa illâ liya‘budûn
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. (QS: Ad-Dzariyat: 56).
