REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah kembali mengaktifkan cabang dan ranting gerakan dakwahnya di tiap kecamatan dan kelurahan menuju Milad Seabad Muhammadiyah pada 18 November 2012.
"Organisasi dakwah Muhammadiyah sudah hampir seabad umurnya, seharusnya tidak kalah dengan organisasi yang baru lahir," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka (Uhamka) Prof.Dr. Suyatno, M.Pd. pada seminar "Potret Cabang dan Ranting Muhammadiyah se-DKI Jakarta" di Jakarta, Sabtu.
Survei yang dilakukan pihaknya di Jakarta mulai Desember 2011 hingga Mei 2012 menunjukkan secara kuantitatif jumlah cabang Muhammadiyah DKI melebihi dari jumlah kecamatan yang ada di Jakarta. Total kecamatan mencapai 44, sedangkan jumlah cabang Muhammadiyah mencapai 53 cabang.
Namun, dari sisi tingkat keaktifan diakuinya banyak dari ranting yang kurang bahkan tidak aktif. Misalnya, di Jakarta Timur, 66 persen ranting kurang aktif, 17 persen tidak aktif dan hanya 17 persen yang aktif.
"Ranting-ranting ini harus kembali diaktifkan, misalnya, dengan menyelenggarakan pengajian. Sementara itu, cabang yang tidak ada rantingnya agar dikembangkan rantingnya," kata Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang juga hadir pada acara tersebut.
Secara struktural, ujarnya, cabang dan ranting memang menempati posisi paling bawah. Namun, justru cabang dan ranting inilah akar rumput dan ujung tombak dakwah jika dilihat keberfungsiannya dalam persyarikatan.
Oleh karena itu, pemetaan cabang dan ranting adalah upaya awal untuk menata kembali langkah perjuangan organisasi dan awal merumuskan strategi dakwah yang tepat sasaran dengan berbasis data, ujarnya.
Dalam rangka merayakan Milad Seabad Muhammadiyah pada bulan November, pihaknya sudah mem-"booking" Gelora Bung Karno yang berkapasitas 100 ribu orang dan optimistis bisa berjalan sukses, kata Rektor Uhamka, Suyatno, yang diminta menjadi Panitia Milad itu.
Sejak berdirinya pada bulan 18 November 1912, amal usaha Muhammadiyah memang terus berkembang. Hingga 2010, di Indonesia telah terbangun 2.289 TK, 2.604 SD/madrasah ibtidaiah dan diniah, 1.722 SMP/MTs, 965 SMA/SMK/MA, 67 pesantren, 162 perguruan tinggi, 457 rumah sakit, 318 panti asuhan, 54 panti jompo, 82 rehabilitasi cacat, 71 SLB, 6.118 masjid, dan 5.080 musala.
"Setiap pendirian cabang Muhammadiyah di tingkat kecamatan memang disyaratkan harus membangun sedikitnya satu amal usaha, kebanyakan mereka membangun sekolah, padahal tak hanya itu, bisa juga berupa panti atau klinik kesehatan," katanya.