Sabtu 28 Apr 2012 17:37 WIB

Kyai Kampung Ujung Tombak Pertahanan Islam

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Heri Ruslan
Masjid Wapaue
Foto: yahoo.com
Masjid Wapaue

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG —- Kyai kampung sebagai penyebar agama Islam di pelosok-pelosok desa ternyata sangat berjasa dalam perkembangan Islam di Indonesia. Seperti halnya, kesiagaan mereka selama 24 jam untuk membantu masyarakat yang membutuhkan jasanya.

“Kyai kampung rela membantu masyarakat kapanpun dibutuhkan tanpa ada kepentingan didalamnya. Hal itu lah yang tidak kita temukan di kyai-kyai zaman sekarang yang berada di perkotaan,” ujar Habib Masdy Alatas, Ketua Gerakan Muslim Indonesia Raya, di sela-sela ceramahnya dalam acara silaturahmi kyai kampung di Ponpes Al-Munawarrah, Jumat (27/4).

Selain itu, kata Masdy, dalam urusan ilmu agama pun kyai kampung lebih memimpin dibanding dengan kyai-kyai sering tampil di televisi. “Janganlah kyai sekarang berbicara tauhid. Luruskan saja dalam urusan akhlak”,tegasnya di depan ribuan kyai kampung se-Jawa Barat.

Senada dengan Masdy,  Ikyan Sibaweh Badruzzaman, Sesepuh Tarikat Tizaniah, Jawa Barat menuturkan bahwa kyai kampung adalah ujung tombak dalam pertahanan Islam. “Tanpa mereka agama hancur, begitupula dengan Indonesia. Karena peran mereka dalam masyrakat sangat luar biasa”,jelasnya.

Secara umum, ungkap Ikyan, kyai kampung merupakan kyai yang memiliki tindakan langsung di masyrakat karena rasa tanggung jawab mereka lebih besar dalam membangun umat. “Semua hal mereka kerjakan. Dari meladeni orang yang sakit, memandu orang di akhir ajalnya, memimpin tahlilan dan sebagainya. Tapi mereka justru kurang terperhatikan”,sesalnya.

Untuk itu, jelas Ikyan, pihaknya mengharapkan dengan adanya acara silatuhrahmi kyai kampung di Ponpes Al-Munawarrah sekaligus deklarasi perdana Majelis Ulama Kampung Provinsi Jawa Barat, para kyai kampung dapat disatukan dan dibina lebih mendalam. “Potensi yang mereka miliki perlu diarahkan dan dibina sehingga mereka juga sadar bahwa masih ada yang peduli terhadap mereka”,kata Ikyan.

Pembinaan potensi kyai kampung, lanjut Ikyan, agar sistematis ditentukan dengan suatu kurikulum. “Misalnya tahun ini pelatihan-pelatihan seperti penekanan tafsir, fiqih ibadah dan fiqih muamallah. Pelatihan ini pun sekaligus untuk pembinaan jiwa agar tidak mubazir dalam penerapannya”,imbuhnya.

Lebih lanjut, Ikyan memaparkan mubazir yang dimaksud adalah penerapan pelatihan tidak hanya dalam kata-kata namun harus dihayati sampai di dalam qolbu. “Sehingga para kyai kampung memiliki kontribusi yang jelas dalam membangun kampungnya. Penyampaian ajaran pun menjadi sistematis dan lebih dimengerti mendalam oleh masyarakat”,harapnya.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Munawarrah, Deden Fahruroji, mengapresiasi kehadiran para kyai kampung di Ponpesnya. “Unit terkecil di suatu negara adalah masyarakat. Disinilah peran kyai kampung dibutuhkan dalam membina masyarakat agar lebih tertata tujuan hidupnya,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement