Kamis 15 Mar 2012 19:27 WIB

Imam Masjidil Haram Bicara Soal Konflik Suriah

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Kamp pengungsi Suriah di Yayladagi, Turki. Mereka meninggalkan negaranya karena tertindas oleh rezim otoriter Presiden Bashar Al-Assad.
Foto: AP
Kamp pengungsi Suriah di Yayladagi, Turki. Mereka meninggalkan negaranya karena tertindas oleh rezim otoriter Presiden Bashar Al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Imam dan Khatib di Masjidil Haram, Syekh Usamah Khayyat, membesarkan hati rakyat Suriah yang saat ini ditindas rezim tirani Presiden Bashar Assad.

Seraya mengutip ayat-ayat Alquran, Syekh Usamah mengatakan Allah SWT akan mengirimkan kemudahan kepada rakyat Suriah setelah masa sulit berlalu. "Jadi, pasti di balik kesulitan itu ada kemudahan," tegas Usamah.

Ia menambahkan, penderitaan rakyat Suriah akan segera berakhir dan era baru perdamaian dan kemakmuran sedang menunggu. Syekh Usamah juga menasehati orang-orang agar takut kepada Allah dan tidak kehilangan harapan dalam rahmat Allah.

Selain itu, ia juga mendesak masyarakat untuk meningkatkan permohonan mereka kepada Sang Maha Kuasa terutama dengan doa seperti, "Ya Allah, perluaskan hati hamba dan buatlah keadaan menjadi mudah bagi hamba. Ini adalah doa Nabi Musa ketika ia harus menghadapi Firaun seorang diri pada tahap awal misinya," jelas Usamah.

 

Sementara itu, Imam Masjid Nabawi di Madinah, Syekh Shalah Al-Budair juga mengecam masyarakat internasional karena tidak mengambil tindakan efektif untuk menghentikan pertumpahan darah dan penderitaan di Suriah dan bagian lain di dunia.

 

"Apa yang dilakukan negara-negara yang mengklaim berusaha menjaga perdamaian dan memimpin dunia untuk memecahkan masalah negara yang mendekam dalam kemiskinan, buta huruf dan perpecahan?" kata Al-Budair.

"Pemerintah yang memimpin badan-badan internasional tidak memiliki hati nurani yang mendorong mereka untuk mengakhiri perang dan bentrokan, atau mengambil langkah untuk memastikan keadilan bagi mereka yang menjadi korban ketidakadilan, penyakit dan kelaparan di dunia," tegasnya.

 

Syekh Al-Budair menambahkan, bahwa beberapa negara maju mengeksploitasi penderitaan umat Muslim sebagai sebuah kesempatan untuk memasarkan senjata yang sangat merusak. "Mereka bermain dengan masa depan bangsa Muslim dan mereka tidak tersentuh oleh pembunuhan dan penyiksaan terhadap orang yang tak berdosa. Mereka hanya tertarik pada keuntungan dari kontrak dan penawaran senjata," tandasnya.

 

sumber : Arabnews.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement