REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mereka yang khusyu memanfaatkan hari demi hari Ramadhan untuk beribadah kini bersedih. Sebabnya, mereka kehilangan Ramadhan, bulan suci yang hanya ada satu dari 12 bulan dalam setahun.
Salah seorang yang sedih adalah Imam Masjid Suci di Saudi Syekh Suud Syuraim. Dalam pidato Idul Fitri, dia menyampaikan begini,
Hamba-hamba Allah, Ramadhan telah meninggalkan kita, tamu agung, yang beberapa waktu lalu kita sambut dengan suka cita. Saat itu kita merasakan kehadirannya, menikmati kesejukannya.
Kini ia telah berkemas meninggalkan kita. Ibarat pengelana berkuda, dia mengencangkan tali yang ada dan memacu kudanya untuk pergi meninggalkan kita.
Betapa beratnya perjalanan ini. Betapa sedihnya hati ini kehilangan Ramadhan yang agung.
Dengan kepergian Ramadhan, siapa di antara kita yang beruntung dan merugi? Siapa yang amal kebaikannya berupa segala ibadah dan kebaikan selama Ramadhan yang diterima dan tertolak? (Tak ada yang tahu) Ya Allah sayangilah kami. Hiburlah hati kami yang tersayat karena ditinggal Ramadhan yang malam-malamnya ramai dengan munajat.
Rasanya baru kemarin manusia berbondong-bondong menyaksikan hilal kedatangan bulan suci. Kini semuanya menyaksikan hilal kepergian Ramadhan,
Kemarin kita menyuarakan kabar kedatangannya dengan gembira, hari ini kita mengucapkan selamat jalan Ramadhan. Kita meneteskan air mata dan merindukan kedatangan bulan suci pada tahun depan.