REPUBLIKA.CO.ID, Bagi umat Islam, Amerika bukanlah ‘’dunia yang baru’’ seperti diungkapkan Christopher Columbus – penjelajah berkebangsaan Spanyol – yang mengklaim sebagai penemu pertama benua itu. Jauh sebelum Columbus menginjakkan kakinya pada 21 Oktober 1492, umat Islam telah tiba di benua Amerika.
Menurut Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation, jauh sebelum Columbus tiba umat Islam telah sampai di Amerika. Ia mengungkapkan, orang Islam pertama yang tiba di benua Amerika adalah seorang pelaut dari Cina.
Pada 1178 M, berdasarkan sebuah dokumen Dinasti Sung – sebuah dinasti yang memerintah di Cina antara 960 M sampai 1279 M – seorang pelaut Muslim telah menemukan sebuah benua yang disebut sebagai Mu-Lan-pi atau Amerika. Dinasti Sung memang dikenal memiliki angkatan laut yang sangat kuat.
Dua abad kemudian, papar Fareed, tepatnya 1310 M, Abu Bakri (Abu Bakar), seorang Kaisar dari Mali, Afrika Barat telah melakukan serangkaian perjalanan menuju ‘’Dunia Baru’’, yakni benua Amerika. Selain itu, kata dia, pada 1312 M, Muslim dari Afrika Barat terutama Mali yang dikenal dengan istilah Mandinga telah sampai diTeluk Meksiko.
‘’Mereka mengeksplorasi wilayah pedalaman Amerika dengan menggunakan Sungai Mississippi sebagai jalur perjalanannya,’’ papar Fareed. ”Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya.”
Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya They Came Before Columbus membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam African Presence in Early America, Van Sertima, menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.
Saat menginjakkan kaki di benua Amerika, papar Van Sertima, Columbus sempat mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang sudah beragama Islam. “Columbus juga tahun bahwa Muslim dari pantai Barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara,” paparnya.
Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli. Menurut Van Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid saat berlayar melalui Gibara di Pantai Kuba. Selain itu, penjelajah berkebangsaan Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah di Kuba, Meksiko, Texas, serta Nevada.
Dr Barry Fell, seorang arkeolog dan ahli bahasa dari Universitas Harvard dalam karyanya berjudul Saga America, menyebutkan bahwa umat Islam tak hanya tiba sebelum Columbus di Amerika. Namun, umat Islam juga telah membangun sebuah peradaban di benua itu.
Fell juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut dia, bahasa yang digunakan orang Pima di Barat Daya dan bahasa Algonquina, perbendaharaan katanya banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog itu juga menemukan tulisan tua Islami di beberapa tempat seperti di California.
Di Kabupaten Inyo, negara bagian California, Fell juga menemukan tulisan tua lainnya yang berbunyi ‘Yasus bin Maria’ yang dalam bahasa Arab berarti “Yesus, anak Maria”. “Ini bukan frase Kristen,” cetus Fell. Faktanya, menurut dia, frase itu ditemukan dalam kitab suci Alquran. Tulisan tua itu, papar dia, usianya lebih tua beberapa abad dari Amerika Serikat.