Senin 20 Feb 2012 22:30 WIB

Kitab Ajwibat Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani: Mengungkap Fatwa Ibnu Hajar (3)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Ibnu Hajar (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Ibnu Hajar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Berbeda dengan kategori pertama, di bagian kedua tidak didapati keterangan ihwal identitas penanya. Bagian kedua dijelaskan tentang sejumlah permasalahan, misalnya hukum dan derajat hadits tertentu, ataupun meminta arahan terkait makna hadits itu sendiri.

Di antara isu yang ditanyakan kepada Ibnu Hajar adalah jumlah keseluruhan nabi, siapa sajakah nama mereka, dan berapa total yang diutus sebagai rasul dari mereka.  Menurutnya, tidak ada kesepakatan dalam hadits tentang jumlah pasti para nabi.

Hadis riwayat Ibnu Hibban dari Abu Dzar menyebutkan, jumlah mereka yaitu 124 ribu nabi. Dari total itu, sebanyak 313 diangkat sebagai rasul. Dan, nabi pertama yang diangkat sebagai rasul adalah Adam. Tetapi, derajat hadits ini kurang kuat, karena salah satu rawinya, yaitu Ibrahim bin Hisyam bin Yahya bin Yahya Al-Ghassani, dinyatakan kerap berdusta.

Persoalan lainnya yang ditanyakan kepada Ibnu Hajar di bagian kedua yaitu perihal surat yang kerap dibaca Rasulullah di tiap rakaat shalat Jumat. Apakah Rasulullah selalu membaca surat Al-Jumu’ah, Al-Munafiqun, dan surah Al-A’la? Ataukah, Rasululullah menggantinya dengan surat lain untuk variasi?

Menurut Ibnu Hajar, dari beberapa riwayat terkait sunah membaca surah-surah tersebut antara lain riwayat Abu Hurairah, Samarah bin Jundub, dan Ubaidillah bin Abdullah. Redaksi hadits itu mengisyarakatkan surah-surah itulah yang kerap dibaca di kala shalat Jumat.

Tentang nama yang diukir di cincin Rasulullah turut ditanyakan pula. Menurut Ibnu Hajar, berdasarkan data yang diperoleh dari kitab Al-Afrad, karangan Ad-Daruquthni, keterangan terkait nama itu bisa didapati melalui riwayat yang dinukil dari Ya’la bin Umayyah.

Dalam riwayat tersebut diceritakan bahwasanya Ya’la mendapat penghargaan istimewa untuk membuat cincin itu. Tidak satu pun orang yang mendapatkan kehormatan serupa. Ya’la mengukir lafal Muhammad utusan Allah pada cincin Rasulullah.

Pada bagian yang ketiga, di antara muridnya mempertanyakan tentang jalur riwayat Ibnu Hajar tatkala menukil syair dari Ibnu Al-Faridh. Riwayat itu diperolehnya dari dari Abu Al-Abbas Ahmad bin Al-Hasan Al-Maqdisi, kemudian menyambung lagi ke Al-Badar Muhammad bin Ahmad bin Khalid Al-Faruqi, lalu tersambung lagi ke Abu Hamid Muhammad bin Umar bin Al-Farid.

Soal sanad, risalah Abu Daud As-Sajastani juga dipertanyakan. Ia menjelaskan bahwa ia memperoleh sanad itu melalui metode ijazah dari syekhnya yang bernama Abu Hurairah Ibnu Al-Hafidz Abu Abdullah Adz-Dzahabi dari Yahya bin Muhammad dan Sulaiman bin Hamzah bin Abi Umar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement