REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH – Walikota Madinah mengukur tingkat polusi udara sebelum kota itu didatangi oleh jamaah. Uji kualitas udara ini dilakukan untuk mengantisipasi kekhawatiran tingkat karbon dioksida dan karbon monoksida akan meningkat ketika jutaan jamaah mendatangi kota.
Tingginya tingkat polusi dikhawatirkan akan menyebabkan jamaah mengalami gangguan pernafasan atau sakit di bagian dada. Dari Madinah, direncanakan ada 1.500 penerbangan yang dijadwalkan untuk memulangkan jamaah ke negaranya masing-masing.
Satuan Monitoring Pencemaran Lingkungan (EPMU) akan mengambil langkah untuk memastikan tingkat gas sesuai dengan standar keselamatan. Cara ini diambil sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan citra Madinah.
Sekitar 140 staf EPMU akan menguji emisi gas yang berasal dari mesin seperti oksida nitrat dan belerang. Tingkat gas akan diukur di daerah padat seperti di sekitar Masjid Nabawi, jalan-jalan besar serta sentral mobil.
Juru bicara EPMU, Insinyur Ayid Bin Hussein Al-Blaihishi mengatakan timnya juga akan memeriksa restoran-restoran untuk memastikan serangga sudah habis diberantas.
Untuk menghindari jamaah terkena infeski saluran pernafasan, jamaah sudah diingatkan untuk menghindari kerumunan orang, tidak terlalu lama berada di terowongan dan mematikan mesin ketika terjebak lalu lintas.