REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH - Putra Mahkota Arab Saudi yang juga ketua Komite Haji Tertinggi, Pangeran Naif mengatakan akan menjamin seluruh jamaah haji melakukan ibadahnya dengan aman, tak terkecuali jamaah asal Iran. Arab Saudi dan Iran terlibat pertikaian menyusul laporan intelijen AS yang menyebut agen rahasia Iran merencanakan pembunuhan atas duta besar Arab Saudi untuk AS.
"Tidak perlu untuk sebuah pemahaman atau kecurigaan. Iran selalu menegaskan rasa hormat mereka selama haji. Setelah usai perhelatan haji kami selalu menerima surat penghargaan dari misi haji Iran," katanya.
Ditanya apakah pemerintah mempunyai rencana untuk menjatuhkan hukuman pada pelanggar peraturan haji, Pangeran Naif mengatakan, "Kami tidak memerlukan peraturan baru. Alquran dan Sunnah jelas menyebutkan hukuman bagi mereka yang melanggar aturan," katanya.
Pangeran Naif sebelumnya diperiksa kesiapan pasukan keamanan haji untuk menangani pertemuan tahunan Muslim terbesar. Setibanya di markas besar pasukan darurat khusus di Arafat, Makkah, putra mahkota disambut oleh Gubernur Makkah Pangeran Khaled Al-Faisal, Asisten Menteri Dalam Negeri Pangeran Muhammad bin Naif, Menteri Dalam Negeri Pangeran Mansour bin Miteb, dan Jenderal Saeed Al-Qahtani, direktur jenderal keamanan publik.
"Adalah suatu kehormatan besar untuk melayani para jamaah yang datang untuk haji dan umrah. Dengan melakukan itu kita mencari pahala Allah dan umat Islam di seluruh dunia," katanya.