Rabu 06 Jul 2011 15:22 WIB

Muslim Tumbuh Pesat, Mufti Rusia Minta Saudi Tambah Kuota Haji

Rep: Agung Sasongko/Arab News/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Muslim di Rusia
Foto: CORBIS
Muslim di Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Mufti besar Rusia meminta Presiden Dmitry Medvedev, Selasa (6/7) kemarin, untuk menekan Arab Saudi guna meningkatkan kuota jamaah haji. Pasalnya, kuota yang selama ini diberlakukan tidak mencukupi.

"Begitu banyak orang ingin pergi. Mungkin anda bisa membawa hal ini dalam pembicaraan dengan Arab Saudi, " pinta  Mufti Ismail Berdiyev kepada Medvedev, seperti dilansir dari Arabbussines.com, Rabu (6/7).

Menanggapi permintaan itu, Medvedev berjanji akan membicarakan masalah itu dengan pejabat Arab Saudi saat pertemuan.  "Kami memiliki dialog terbuka dengan mereka untuk semua masalah," jawab Medvedev kepada mufti Berdiyev dan rombongan komunitas Muslim Karachay-Cherkessia.

Hampir tiga juta umat Islam Rusia berduyun-duyun ke Mekah setiap tahun untuk melaksanakan ibadah haji.  Rusia, rumah bagi 20 juta Muslim, atau sekitar sepertujuh dari populasi, diperbolehkan untuk mengirim 20.000 Muslim per tahun untuk berhaji.

Sejak jatuhnya komunisme 20 tahun lalu, Muslim Rusia kembali bangkit usai lama tak boleh memperlihatkan identitas keislamannya. Dalam kurun waktu terakhir, populasi Muslim Rusia meningkat pesat. 

Sebagai gambaran, masjid di seluruh Kaukasus Utara tidak lagi cukup menampung jamaah Muslim yang kerap membludak. Selain itu, pembelajaran bahasa Arab telah menjadi populer dikalangan pemuda Muslim dan segera menyebar  lembaga pendidikan bahasa Arab di seluruh negeri.

Sebagian besar Muslim Rusia berada di Kauskasus Utara, wilayah yang acapkali mendapatkan tekanan dari Kremlin. Mereka hidup dari hasil minyak dan petrokimia yang banyak dihasilkan wilayah Tatarstan dan Bashkortostan, 2.000 km (1.242 mil) timur laut dari Kaukasus.

Dua tahun lalu pemimpin wilayah Chechnya yang mudah menguap di Kaukasus Utara, Ramzan Kadyrov, mulai menawarkan penerbangan gratis ke Mekkah untuk 400 orang Chechen, menggunakan uang negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement