Senin 30 Dec 2024 19:13 WIB

Kisah Gadis Rusia Menemukan Hidayah

Mualaf dari Rusia ini menemukan tujuan hidup dalam Islam.

ILUSTRASI Katya, seorang mualaf dari Rusia, menuturkan pengalamannya.
Foto: Republika/Prayogi
ILUSTRASI Katya, seorang mualaf dari Rusia, menuturkan pengalamannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Katya Kotova menuturkan pengalamannya sebagai seorang mualaf. Gadis berkebangsaan Rusia ini mengenang, saat berusia tiga tahun, dirinya pernah memasuki sebuah masjid.

Ketika itu, neneknya mengajaknya ikut ke masjid untuk sekadar menyaksikan orang-orang melakukan shalat berjamaah. Di sana, jamaah perempuan berada di lantai dua.

Baca Juga

"Aku berdiri dekat tangga, sambil melihat ke bawah, tempat para pria shalat di lantai dasar," kata Katya Kotova, seperti dikutip dari laman Russia Beyond the Headlines.

Ia dan neneknya tinggal di Bashkortostan. Salah satu republik dalam Federasi Rusia itu dihuni mayoritas suku Bashkir dan Tatar. Hampir 50 persen populasi setempat adalah Muslim.

Namun, pengaruh Uni Soviet masih terasa di sana. Ateisme bukanlah paham yang asing bagi kebanyakan warga. Orang tua kandung Katya pun tidak begitu religius atau bahkan tak begitu peduli pada agama.

Secara administratif, ayah Katya terdaftar sebagai seorang pemeluk Kristen Ortodoks. Adapun ibundanya yang seorang Tatar adalah Muslim. Namun, tak satu pun dari mereka yang taat pada kepercayaan masing-masing.

Berbeda dengan keduanya, nenek Katya cukup religius. Darinya, anak perempuan ini mulai mengenal seluk-beluk agama, termasuk ibadah shalat yang dilakukan kaum Muslimin.

Memasuki usia remaja, Katya mulai tertarik mempelajari agama Islam. Bahkan, sempat timbul keinginannya untuk berpindah keyakinan, yakni dari Kristen Ortodoks kepada agama yang dianut neneknya itu.

Beberapa bulan sebelum wisuda, Katya telah menyelesaikan magang di sebuah perusahaan di Moskow. Begitu lulus dari studi sarjana, ia pun mudah mendapatkan pekerjaan.

Berada di perantauan dan jauh dari keluarga, membuat dirinya kian reflektif. Saat kembali ke flatnya, seorang diri Katya sering merenungi makna kehidupan. Ia yakin, manusia diciptakan bukan tanpa tujuan.

Katya pun kembali melanjutkan pencarian spiritualnya. Ia membaca terjemahan Alquran dan menemukan sebuah ayat yang menarik hatinya. Sebab, ayat itu memuat tujuan penciptaan manusia, yakni menyembah hanya kepada Tuhan.

Inilah bagaimana manusia seharusnya menjalani hidup. Katya merasa yakin bahwa dirinya menemukan tujuan hidup dalam Islam. Ia pun akhirnya memeluk agama tauhid.

Pada 30 Maret 2016, Katya meresmikan keputusannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Agung Moskow. Beberapa hari kemudian, sejumlah koleganya di kantor terkejut mendengar kabar keislamannya. Terlebih lagi, tidak menunggu waktu lama, gadis ini juga memutuskan konsisten berhijab.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement