Selasa 17 Apr 2012 11:01 WIB

Hujjatul Islam: Ibnu Hajar Al-Asqalani, Penulis Kitab Fath Al-Bari (3)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Semasa hidupnya, Ibnu Hajar Al-Asqalani banyak sekali mengarang kitab-kitab dalam bermacam-macam bidang ilmu.

Tetapi karangannya yang sangat terkenal ialah kitab Fath Al-Bari (Kemenangan Sang Pencipta), yang merupakan syarah kitab shahihnya Imam Bukhari dan disepakati sebagai kitab penjelasan yang paling detil yang pernah dibuat.

Dari 82 macam kitab syarah yang pernah ditulis sepanjang masa, yang paling terkenal adalah kitab syarah yang ditulis oleh Ibnu Hajar ini. Kitab Fath Al-Bari terdiri dari 17 jilid. Kitab ini disusun oleh Ibnu Hajar dari tahun 813 H sampai dengan tahun 842 H.

Mengenai tahun penyusunannya ada juga yang menyebutkan bahwa kitab itu mulai ditulis tahun 817 H dan selesai tahun 842 H. Maka tidak mengherankan bila kitab itu paling bagus, teliti dan sempurna. Selain itu, penulisannya dilakukan oleh penyusunnya dengan penuh keikhlasan.

Dalam Fath Al-Bari, Ibnu Hajar menjelaskan masalah bahasa dan i’rab dan menguraikan masalah penting yang tidak ditemukan di kitab lainnya. Ia juga menjelaskan dari segi balaghah dan sastranya, mengambil hukum, serta memaparkan berbagai masalah yang diperdebatkan oleh para ulama, baik menyangkut fikih maupun ilmu kalam secara terperinci dan tidak memihak.

Disamping itu, dia mengumpulkan seluruh sanad hadits dan menelitinya, serta menerangkan tingkat keshahihan dan kedhaifannya. Semua itu menunjukkan keluasan ilmu dan penguasaannya mengenai kitab-kitab hadits.

Fath Al-Bari mempunyai mukaddimah yang bernama Hadyus Saari. Mukaddimah ini amat tinggi nilainya. Seandainya ia ditulis dengan tinta emas, maka emas itu belum sebanding dengan tulisan itu. Sebab, ia merupakan kunci untuk memahami Shahih Bukhari.

Kemudian Al-Asqalani mulai menulis kitab Syarah. Pada mulanya, uraian dan pembahasan direncanakan ditulis panjang lebar dan terperinci. Namun, dia khawatir bila ada halangan untuk menyelesaikannya yang mengakibatkan kitab itu selesai tapi tidak sempurna. Karena itu, ia menulis kitab syarah tersebut dengan cara sederhana yang diberi nama Fath Al-Bari.

Kitab ini selalu mendapatkan sambutan hangat dari para ulama, baik pada masa dulu maupun sekarang, dan selalu menjadi kitab rujukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement