REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Tujuh belas orang jamaah haji asal Virginia Amerika Serikat harus menunda niatnya untuk segera tiba di Arab Saudi. Mereka terpaksa di tinggal oleh pesawat terbang yang mestinya membawa mereka ke tanah suci.
Para jamaah itu bukannya telat tiba di bandara setempat. Mereka terpaksa ditinggal pesawat lantaran paspornya disita oleh petugas Bea Cukai Amerika Serikat. Demikian laporan yang diterima Badan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) dari pengurus masjid di Virgia yang jamaahnya ikut menjadi korban.
CAIR khawatir kejadian itu bukan kali pertama terjadi. Banyak jamaah haji asal Amerika yang dikhawatirkan mengalami kejadian serupa. CAIR, selasa (9/11) telah mengamati tiga paket yang dikirim melalui UPS dari California yang berisi paspor para jamaah dengan visa haji untuk menunaikan rukum Islam kelima itu di Makkah.
Pengiriman paket itu ternyata terhenti oleh pemeriksaan keamanan atau penyitaan pemerintah. ''Komunitas Muslim Amerika perlu mengetahui apakah paket yang dikirim itu perlu diperiksa berdasarkan agama pengirim atau penerimanya, dan apakah paket itu bisa disita dan dibuka oleh pejabat pemerintah tanpa surat perintah,'' tanya Direktur Komunikasi Nasional CAIR, Ibrahim Hooper.
Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan visa khusus melalui agen perjalanan tertentu yang disetujuinya untuk Muslim di Amerika yang hendak menunaikan haji. Manajer Hak-hak Sipil CAIR, Khadija Athman, mengungkapkan dua agen travel di California telah mengatur visa haji ke konsulat di sana dan mengirimkan paspor-paspor itu kepada jamaah di Minnesota, Seatlle, California, dan Virginia Utara.
Wakil Presiden Masjid DAr Al Noor di Manassas, Virginia, Rafi Uddin Ahmed, mengatakan paket untuk jamaah di Virginia Utara itu dikirim melalui UPS pada 1 November 2010 dan diharapkan tiba di alamat penerima sehari kemudian. Sementara, penerbangan yang membawa jamaah itu pada Jumat (6/11) pekan lalu. ''UPS mengaku telah kehilangan paket itu,'' ungkapnya. ''Tapi Jumat pagi mereka diberi tahu bahwa paket itu telah disita oleh sebuah badan pemerintah.''
Ahmed menyatakan, beberapa badan pemerintah lantas coba dihubungi untuk mengetahui keberadaan paket tersebut. Hingga akhirnya diketahui Bea Cukai dan Petuga Perbatasan (CBP) lah yang bertanggung jawab terhadap penyitaan paket itu. Akibat penyitaan paket yang berisi paspor dan visa haji itu, para jamaah pun terpaksa ketinggalan pesawat.
Namun menurut Ahmed, pihak Bea Cukai kemudian mengganti tiket pesawat para jamaah itu. ''CBP telah bertindah benar dengan mengganti tiket pesawat itu,'' ucapnya.
Juru bicara CBP menolak mengomentari kasus ini. Namun juru bicara UPS, Lynette McIntyre, mengatakan konsumen telah diberitahu bahwa paket tersebut telah disita pemerintah dengan pengecualiaan. Tapi dia tak bersedia menyebutkan lembaga yang terlibat dalam kasus ini atau berkomentar apakah UPS telah meminta BCP untuk memeriksa paket-paket tersebut.
Sebuah agen perjalanan di Menneapolis melaporkan pengalaman serupa. Paket berisi paspor milik pelanggannya yang dikirim melalui jasa pengiriman malam pekan lalu juga disita dan diperiksa. Melalui informasi pelacakan paket yang ditulis di situs UPS, paket tersebut diberi tanda untuk diperiksa keamanannya. Namun untungnya, paket itu bisa tetap diterima ke tangan jamaah sehari sebelum jadwal penerbangan pesawat.
''Kami bertanya mengapa ini terjadi? Jika mereka punya masalah apapun, mereka seharusnya memberitahu kami,'' kata Manajer Al Salama Travel, Abdirahman Hashi.