REPUBLIKA.CO.ID,KABUL--Demonstrasi menentang gerakan membakar Alquran yang dipelopori sebuah gereja di Gainesville, Florida, terus menunai kecaman. Bahkan unjuk rasa menentang aksi provokatif itu telah menyebar ke banyak negara Muslim.
Tak hanya di Indonesia, unjuk rasa mengecam perbuatan tercela itu juga dilakukan di Aghanistan. Ratusan santri atau siswa sekolah agama di Afghanistan berunjuk rasa di luar Masjid Milad Kabul ul-Nabi di Kabul, Senin (6/9) waktu setempat memprotes rencana pembakaran Alquran itu. Mereka berteriak-teriak, ''Matilah Amerika''.
''Kami meminta Amerika untuk menghentikan tindakan menodai Alquran yang suci,'' ujar salah seorang pendemo, Wahidullah Nori, kepada Reuters. Dia mengancam demonstrasi mengutuk rencana gereja itu akan dilakukan setiap hari.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul mengatakan, ''pemerintah Amerika Serikat sama sekali tidak membenarkan tindakan seperti itu, tindakan yang tidak menghormati agama Islam, dan sangat prihatin terhadap upaya sengaja untuk menyinggung anggota kelompok agama atau etnis tertentu.''
''Rakyat Amerika dari semua latar belakang agama dan etnis menolak rencana membakar Alquran yang dilakukan kelompok kecil di Florida itu. Banyak suara di Amerika memprotes rencana gereja itu,'' tambah pernyataan Kedubes AS di Kabul.
Demonstrasi dan kerusuhan yang dipicu oleh penodaan terhadap Alquran kerap terjadi di Afghanistan. Protes paling keras terjadi setelah kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad di muat di sebuah surat kabar di Denmark tahun 2006. Bahkan, Januari lalu, pasukan Afghanistan terpaksa menembak mati delapan demonstran dan melukai 13 lainnya di Provinsi Helmand dalam kerusuhan yang dipicu oleh laporan bahwa pasukan asing telah menodai Alquran dalam sebuah razia. Juru bicara pasukan NATO membantah laporan tersebut.