Jumat 16 Apr 2010 09:26 WIB

Saatnya NU 'Melirik' Pendidikan Formal

Red: irf
Muktamar ke-32 NU di Makassar
Foto: M Syakir/Republika
Muktamar ke-32 NU di Makassar

SEMARANG--Pengamat yang juga Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Prof Ahmad Rofiq mengharapkan agar Nahdlatul Ulama (NU) di bawah kepengurusan yang baru tidak hanya memfokuskan pengembangan pesantren. "NU selama ini cenderung mengesampingkan pengembangan pendidikan formal di bawah lembaga naungannya, padahal itu juga penting untuk menciptakan generasi muda NU yang cakap dalam segala bidang," katanya di Semarang, Kamis.

Menurut dia, NU harus lebih memerhatikan pengembangan pendidikan formal dalam berbagai diversifikasi bidang keilmuan untuk menciptakan para ilmuwan, teknokrat, dan sebagainya, selain menciptakan kiai yang ahli dalam bidang agama. Kata dia, tidak mungkin seluruh generasi muda NU dididik menjadi kiai.

Ia mengatakan, hal itu sejalan dengan ide besar hasil Muktamar ke-32 NU di Makassar beberapa waktu lalu, terkait program-program yang berkaitan dengan pemenuhan pendidikan, kesehatan, pekerjaan bagi masyarakat. "Dalam Muktamar NU di Makassar, program-program itu menjadi 'pekerjaan rumah' untuk lima tahun ke depan di bawah kepengurusan PBNU yang baru, mengingat selama ini belum tergarap maksimal," tutur dia.

Ditanya tentang kelangsungan program-program itu di bawah kepengurusan PBNU sekarang, ia menilai kunci pelaksanaan program sebenarnya terletak pada keberadaan 'sosok utama' yang sekarang memimpin PBNU. Pengaruh KH Sahal Mahfudz sebagai rais aam dan KH Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum PBNU sangat menentukan jalannya program-program itu meskipun mekanisme seperti rapat, dan sebagainya tetap ditempuh.

Ia berharap kepengurusan NU di bawah kendali dua figur tersebut mampu menuntaskan pelaksanaan program-program yang selama ini belum maksimal, dan selalu menjadi evaluasi dalam setiap muktamar. Selain itu, kata dia, hasil muktamar di Makassar juga tidak menghendaki pengalaman-pengalaman NU selama 10 tahun terakhir terulang kembali, yakni keterlibatan NU dalam perpolitikan praktis.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement