Selasa 05 Sep 2017 03:33 WIB

Hakeem Heinz: Islam, Cara Terbaik Menjalani Hidup

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi).
Foto:

Heinz kemudian menjalani pendidikan tinggi di Mesir, negeri yang dikenal dengan universitasnya yang masyhur, al-Azhar. Di sanalah dia mendalami pengetahuan tentang Islam dan bahasa Arab. Pemuda itu mulai memahami penggunaan bahasa Arab dalam percakapan, apa makna setiap kalimat yang diucapkannya.

Selama di Mesir, dia melihat bagaimana umat Islam tinggal. Suasananya jelas berbeda. Tidak seperti di London, umat Islam di Mesir adalah mayoritas. Dia mulai merasakan hidup sebagai Muslim menjadi menyenangkan. Terlepas dari pengetahuan bahasa Arab dan Islam yang dia dapatkan, Mesir juga membantunya untuk belajar lebih banyak tentang bagaimana menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim.

Dia dapat belajar Islam dari teman-temannya. Setiap orang harus mencari tahu sekolah agama apa yang menjadi rujukan. Mereka kemudian menghadirinya dan menghabiskan waktu untuk belajar. Mengunjungi masjid sudah menjadi kebiasaan rutin. Selain untuk shalat, rumah Allah juga dimanfaatkan untuk berdiskusi dan kegiatan keilmuan lainnya.

Semua orang juga bisa masuk ke situssitus Islam dan terlibat dalam komunitas di sekitar mereka. Dia mengamati ketika di London ada banyak tempat seseorang dapat memperoleh pengetahuan. Dia menyarankan, umat Islam baru untuk mencari kelas pengajian semacam itu karena tidak hanya akan mendapatkan pengetahuan, tapi juga akan bertemu dengan orang baik yang membimbing mereka memeluk Islam.

Melihat ke masa depan, Heinz mengatakan, dia hanya meminta Allah untuk harapan yang terbaik. "Saya lebih sabar sekarang karena pengalaman yang saya alami. Saya lebih yakin karena telah belajar tentang perjalanan hidup sahabat dan Nabi Muhammad SAW. Semoga rahmat Tuhan besertanya, kata Heinz. Dia melihat cara terbaik untuk menjalani hidup adalah dengan syariat Allah.

Kini Heinz berusia 23 tahun dan percaya bahwa pada umumnya, di Barat orang-orang seusianya telah memiliki tanggung jawab dan bertindak sebagai orang dewasa. Tetapi, nyatanya mereka tidak yakin karena budaya mereka mendorong untuk menyerah pada dunia ini yang penuh dengan keributan dan pertengkaran.

Dia mengatakan, ketika berusia 17 tahun dan memutuskan untuk mempraktikkan Islam dengan benar, hal itu membantunya untuk tumbuh karena Islam memberinya kode etik yang ketat. Dia mengikuti apa yang Islam ajarkan dan mencoba memahami perannya sebagai manusia.

Dia kemudian mengetahui, Muslim memiliki tanggung jawab dan pada akhirnya akan menjadi orang dewasa dan orang yang tepat, tidak mengabaikan eksistensi orang lain. Tanpa Islam, dia akan tersesat. Dia bersyu kur kepada Allah yang telah membawa dia sejauh ini. Dengan Islam, seseorang dapat berdiri di antara teman sebayanya karena risalah tersebut membuat seseorang semakin dewasa.

"Mendapatkan pengetahuan Islam di dunia sekarang ini penting dan kita tidak dapat melepaskan diri dari Setan karena ia ingin menjauhkan kita dari tempat kita berada." Muslim ingin mendapatkan jalan yang benar dan penting untuk menjaga ukhuwah yang baik karena seseorang akan dikenal seperti apa kelompoknya. Jika orang di sekitar Anda akan berpengaruh buruk pada An da, Anda mungkin harus memutuskan hu bungan dengannya," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement