Selasa 29 Aug 2017 19:00 WIB

Berawal dari Kata Alhamdulillah

Mualaf (ilustrasi)
Foto: Onislam.net
Mualaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar enam tahun yang lalu, Tory Glenn mulai mempelajari bahasa Arab untuk pertama kalinya. Pada waktu itu dia sama sekali tidak menaruh minat terhadap Islam kendati bahasa yang ia pelajari itu kerap diidentikkan dengan agama samawi tersebut. 

Keputusannya mempelajari bahasa Arab pada awalnya hanya karena didorong rasa ingin tahu yang besar. “Apalagi, sampai berpikiran untuk berpindah keyakinan menjadi Muslim, sama sekali tidak terlintas di dalam benak saya ketika itu,” tutur Glenn membuka kisah perjalanan rohaninya, seperti dikutip laman I found Islam.

Glenn sendiri dibesarkan sebagai penganut Kristen. Kendati demikian, ia tidak pernah merasakan hubungan spritual yang benar-benar spesial dengan agama trinitas tersebut. “Di mata saya, sulit mencernanya sebagai sebuah kebenaran,” imbuh Glenn.

Keimanan Glenn terhadap Kristen mulai luntur sejak ia menyadari begitu banyak kejanggalan dalam ajaran agama tersebut. Dia merasa bahwa Yesus Kristus yang sebelumnya ia anggap sebagai tuhan, tega membiarkan dirinya telantar berulang kali. 

Pernah, ia menghadapi musibah yang luar biasa dalam hidupnya, tapi pertolongan Yesus tak kunjung datang menghampirinya. “Padahal, di dalam Bibel telah dijanjikan bahwa tuhan tidak akan pernah membiarkan umatnya berada dalam bahaya,” ujarnya.

Ketika mempelajari bahasa Arab, salah satu ungkapan pertama yang dikenali Glen adalah alhamdulillah yang berarti, segala puji bagi Allah. Awalnya, ia tidak begitu memahami arti ungkapan tersebut secara harfiah. Akan tetapi, dalam penggunaannya, ia menemukan banyak sekali orang Islam yang mengucapkan kata-kata tersebut dalam keseharian mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement