Selasa 14 Nov 2017 08:03 WIB

Marak Penolakan Ceramah, Ini Kata Ketum MUI

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
 Dai dan daiyah MUI mengikrarkan Islam Wasathiyah Indonesia dalam kegiatan Halaqah Dakwah Nasional yang diselenggarakan oleh Komisi Dakwah MUI di Jakarta Pusat, Senin (13/11) malam.
Foto: Republika/Muhyiddin
Dai dan daiyah MUI mengikrarkan Islam Wasathiyah Indonesia dalam kegiatan Halaqah Dakwah Nasional yang diselenggarakan oleh Komisi Dakwah MUI di Jakarta Pusat, Senin (13/11) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu beberapa penceramah sempat mendapat penolakan dari masyarakat, khususnya di daerah Cirebon, Pasuruan, dan juga Garut. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof KH Ma'ruf Amin mengungkapkan, para dai yang ditolak masyarakat tersebut dikarenakan tidak benar dalam menyampaikan ceramahnya.

"Ya itu lah, itu kan karena dakwah yang menimbulkan masalah sehingga terjadi penolakan," ujarnya saat ditanya Republika.co.id usai membuka kegiatan Halaqah Dakwah Nasional yang digelar oleh Komisi Dakwah MUI di Jakarta Pusat, Senin (13/11) malam.

Karena itu, menurut Kiai Ma'ruf, melalui kegiatan halaqah dakwah ini MUI ingin mengajak para dai Indonesia untuk berkomitmen terhadap bangsa dengan mengucapkan tujuh ikrar yang telah dirumuskan MUI, yang di antaranya para dai akan selalu melindungi dan membimbing umat dari ajaran sesat dan menyimpang. Para dai juga harus berikrar untuk selalu berdakwah dengan berpijak pada nilai-nilai akhlakul karimah dan kearifan lokal.

"Karena itu (penolakan ceramah), kita ingin mengajak dai ini berkomitmen. Kemudian menggunakan cara-cara yang santun, tetapi hasilnya tetap optimal," ucapnya.

Kiai Ma'ruf menambahkan, melalui kegiatan halaqah dakwah ini nantinya MUI ingin mengundang para dai, termasuk dai yang selama ini dinilai meresahkan masyarakat. Kemudian, MUI akan mengajak dai tersebut untuk berkomitmen terhadap bangsa.

Sementara, Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nafis menjelaskan bahwa dalam halaqah ini pihaknya akan membahas dan merencanakan untuk membuat Akademi Dakwah bagi para dai. Dalam akademi yang akan diluncurkan tahun 2018 ini, para dai nantinya akan mendapatkan sertifikat untuk menjamin kualitas dan komitmen kebangsaan dai tersebut.

"Kita harapakan pertemuan ini adalah kesepakatan kita membuat Akademi Dakwah. semacam sekolah singkat," kata Kiai Cholil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement