Kamis 05 Oct 2017 16:15 WIB

Ketika Umar bin Abdul Aziz Memimpin Dinasti Umayyah

Rep: Lida Puspaningtyas/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko
 Kota Damaskus, Suriah, pusat kekuasaan Dinasti Umayyah.
Foto: albumislam.com
Kota Damaskus, Suriah, pusat kekuasaan Dinasti Umayyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umar bin Abdul Aziz sebenarnya dihadapkan dengan tugas yang tampaknya mustahil, yakni mengembalikan umat Islam kembali ke dalam bangsa orang-orang yang mematuhi hukum-hukum Tuhan di atas segalanya. Umar bin Abdul Aziz pernah menjabat sebagai gubernur Mesir dan Madinah selama lebih dari 22 tahun. Dia telah dididik dan dilatih seorang ilmuwan terkenal bernama Salah Ibn Kaisan.

Sebelum masuk ke Khilafah, Umar bin Abdul Aziz adalah seorang pemuda yang menyukai mode dan wangi. Namun ketika dia menerima tanggung jawab untuk memimpin negara Islam dia terbukti paling saleh, cakap, berpandangan jauh dan bertanggung jawab atas semua khalifah Umayyah.
 
Ia mencoba memerintah dengan cara yang sama seperti bagaimana negara Islam dulu saat ia kecil. Dia pun segera memulai dengan berpegang pada prinsip-prinsip Islam. Ketika berita pencalonannya sampai kepadanya, dia meneguhkan niat.
 
"Wahai manusia! Tanggung jawab Kekhalifahan telah diajukan kepada saya tanpa keinginan atau persetujuan Anda. Jika Anda memilih untuk memilih orang lain sebagai Khalifah, saya akan segera minggir dan akan mendukung keputusan Anda."
 
Bagi umat Muslim saat itu, pencalonan Umar adalah angin segar bagi orang-orang yang rindu untuk kembali ke zaman Nabi Muhammad SAW. Mereka yakin Khalifah akan kembali dipimpin dengan benar. Umar bin Abdul Aziz pun terpilih dengan suara bulat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement