Jumat 15 Apr 2016 15:51 WIB

Hukum Menonton Sinetron Hingga Lupa Waktu

Seorang ibu menonton televisi (ilustrasi)
Foto:

Soal sinetron juga menjadi tantangan tersendiri bagi sineas Muslim untuk memproduksi sinetron yang berkualitas. Ada beberapa catatan soal sebuah sinetron bisa dikatakan sinetron yang Islami. Pertama soal cerita.

Cerita sebuah film Islami tidak harus melulu tentang sejarah nabi atau para shahabat. Juga tidak harus film-film berbahasa Arab dengan kostum surban dan setting padang pasir. Cerita bisa saja tentang potret masyarakat dengan kehidupan nyata mereka sehari-hari yang lekat dan kental dengan dakwah dan visi Islam.

Soal kostum dan aurat pemain juga perlu mendapat perhatian. Meski sebuah cerita menuntut adegan atau peran tokoh antagonis atau yang tidak Islami, bukan berarti menampilkan wanita dan auratnya menjadi boleh.

Kalau pun harus muncul sosok wanta, maka seharusnya wanita yang menutup aurat dengan tidak mengekspose kecantikannya atau lemah gemulai sosoknya. Hadirnya sinetron Islami yang berkualitas diharapkan bisa menjadikan media yang awalnya netral menjadi positif untuk akhlak sekaligus hiburan jiwa. Allahua'lam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement