Kamis 11 Dec 2025 13:15 WIB

Lima Penghalang Utama Manusia Jadi Shaleh Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Lima penghalang itu mulai dari puas dalam kebodohan hingga riya.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi: Masjid tempat ibadah umat Muslim.
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Masjid tempat ibadah umat Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam Nashaihul Ibad mengutip penjelasan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu tentang lima perkara yang membuat manusia sulit menjadi shaleh. Lima penghalang itu mulai dari puas dalam kebodohan hingga riya dalam amal, padahal tanpa lima hal tersebut manusia niscaya akan menjadi hamba yang baik.

Diriwayatkan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiayalhu anhu, "Seandainya tidak ada lima perkara, niscaya semua manusia itu akan menjadi orang shaleh. (Lima perkara itu) yaitu puas dengan kebodohannya. Rakus terhadap dunia. Kikir memberikan kelebihan yang ada. Riya dalam beramal. Membangga-banggakan akalnya."

Baca Juga

Puas dengan kebodohannya

Kebodohan yang dimaksudkan di sini adalah kebodohan dalam pengetahuan ilmu agama. Berkaitan dengan kepuasan orang yang bodoh ini, Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut.

"Allah murka terhadap setiap ilmuwan dunia, tetapi bodoh ilmu akhirat." (HR Imam Hakim)

Ad Dailami juga meriwayatkan dari jalan lain, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Dosa orang yang alim itu satu, tetapi dosa orang yang bodoh itu terhitung dua."

Rakus terhadap dunia

Mengenai rakus terhadap dunia, Nabi Muhammad SAW telah menegaskan di dalam sabdanya sebagai berikut.

"Zuhud terhadap dunia, itu akan menjadikan hati dan badan enak, sedang cinta kepadanya itu akan menjadikan hati dan badan lelah."

Kikir memberikan kelebihan yang ada

Imam Hakim juga meriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut.

"Alangkah baiknya dunia bagi orang yang menjadikannya sebagai bekal untuk akhiratnya hingga ia diridhai Tuhannya. Alangkah jeleknya dunia bagi orang yang dihalangi olehnya dari akhiratnya dan dicegah dari ridha Tuhannya."

Riya dalam beramal, dan membangga-banggakan akalnya

Adapun yang dimaksud dengan riya dalam beramal adalah perbuatan yang tanpa didasari rasa ikhlas atau berbuat karena mengharapkan sesuatu dari selain Allah Ta'ala.

Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW telah bersabda sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Ad Dailami, "Orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat (nanti) adalah orang yang memberitahukan kepada orang, bahwa dalam dirinya ada kebaikan, padahal hal tersebut tidak ada (sama sekali)."

Imam Bukhari juga telah meriwayatkan dari jalan lain bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut.

"Siapapun yang pamer diri kepada orang lain tentang ketaqwaan lebih dari yang ada pada dirinya, maka dia adalah orang munafik."

Abu Nu'aim juga telah meriwayatkan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya sebagai berikut.

"Sesungguhnya Allah mengharamkan surga bagi semua orang yang riya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement