Rabu 19 Nov 2025 13:24 WIB

SD Islam Al Azhar Kenalkan Kekayaan Budaya Nusantara Lewat Buku Ajaib

Kecintaan terhadap budaya nusantara jadi hal penting menuju generasi emas 2045

Rep: Muhyiddin/ Red: Intan Pratiwi
Siswa-siswa SD Islam Al Azhar 1 bermain permainan tradisional.
Foto: YPI Al azhar
Siswa-siswa SD Islam Al Azhar 1 bermain permainan tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — SD Islam Al Azhar 1 Kebayoran Baru (Al Azhar Pusat) menanamkan kecintaan budaya sejak dini melalui Assembly Kelas Empat bertema “Buku Ajaib Kebudayaan Indonesia”, Selasa (18/11/2025). Melalui konsep buku ajaib yang membawa murid “berkeliling” Nusantara, kegiatan ini menjadi medium pendidikan karakter yang mengajarkan keberagaman budaya lewat cerita, tarian, pakaian adat, dan seni tradisional.

Kepala SD Islam Al Azhar 1 Kebayoran Baru, Nardiyanto, mengatakan kegiatan ini tidak semata-mata pertunjukan seni, tetapi juga proses pendidikan karakter bagi para murid.

“Assembly bukan hanya pertunjukan seni, tetapi proses pembelajaran karakter yang mendalam. Anak-anak belajar berani tampil, bekerja sama, dan mencintai budaya bangsanya. Kreativitas yang mereka tunjukkan adalah hasil dari proses yang sangat positif,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (18/11/2025).

Ia menjelaskan, tema “Buku Ajaib Kebudayaan Indonesia” dipilih agar murid dapat mengenal keberagaman budaya Nusantara melalui pendekatan yang imajinatif. Melalui konsep buku ajaib yang membuka gerbang menuju berbagai daerah, murid diajak bereksplorasi lewat cerita, pakaian adat, tarian, lagu daerah, simbol budaya, serta nilai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang.

Koordinator acara, Pradhika Asri menambahkan, persiapan acara dilakukan melalui kolaborasi intens antara guru dan Jam’iyyah Kelas Empat.

“Kegiatan Assembly juga menjadi sarana membangun rasa percaya diri, melatih public speaking, memperkuat kecerdasan sosial-emosional, serta memberikan kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan langsung perkembangan karakter yang dipelajari di sekolah,” jelasnya.

Apresiasi turut disampaikan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Khusus Jakarta, sekaligus orang tua murid, Rizky Wahyuni. Ia menilai kegiatan penguatan budaya seperti ini semakin penting di tengah derasnya konten asing yang dikonsumsi anak-anak melalui media digital.

“Di era digital dan media baru yang penuh konten asing, kegiatan seperti Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini menjadi benteng budaya bagi anak-anak. Mereka tidak hanya menonton budaya Indonesia, tetapi ikut memainkannya, merasakannya, dan memaknainya. Ini cara efektif untuk menanamkan kebanggaan dan karakter sejak dini,” katanya.

Rizky menambahkan, proses latihan yang dijalani para murid menjadi fondasi pembentukan karakter yang tidak bisa digantikan teknologi.

“Ketika dunia serba instan, Assembly mengajak anak-anak berlatih, bekerja sama, disiplin, dan konsisten. Ini pondasi karakter yang sangat penting,” ucapnya.

Assembly ini merupakan bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang menekankan pembelajaran kolaboratif, eksploratif, dan berbasis pengalaman nyata. Melalui konsep buku ajaib, murid menjelajahi beragam daerah Indonesia dan memerankan karakter budaya dalam alur cerita yang edukatif dan imajinatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement