Senin 10 Nov 2025 15:51 WIB

Sisi Lain Rahmah El-Yunusiyah: Tak Jeri Melawan Belanda, Tegas Berhadapan dengan Komunis

Rahmah pernah dipenjara Belanda karena aktivitasnya di politik.

Rahmah el-Yunusiah ulama perempuan di Padang Panjang, Sumatera Barat.
Foto: google.com
Rahmah el-Yunusiah ulama perempuan di Padang Panjang, Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, Perjuangan Rahmah El-Yunusiyah bagi pendidikan kaum perempuan Indonesia mungkin tidak sepopuler perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini bagi publik Indonesia. Namun, kontribusinya dalam memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan di Tanah Air tidak bisa dipandang sebelah mata.

Rahmah dilahirkan di Padang Panjang, Sumatra Barat, pada 29 Desember 1900. Dia berasal dari keluarga terpandang dan religius. Rahmah merupakan anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Syekh Muhammad Yunus dan Rafi'ah.

Baca Juga

Ayahnya adalah seorang qadhi (hakim agama) di wilayah Pandai Sikat yang juga ahli dalam ilmu falak. Kakeknya adalah Syekh Imaduddin, ulama terkenal Minangkabau dan tokoh Tarekat Naqsyabandiah.  

photo
Syaikha Rahmah el-Yunusiah (tengah) bersama pengajar di Diniyah Putri Padang Panjang - (Public Domains)

Selama hidupnya, Rahmah tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Mula-mula ia mengenyam pendidikan dari ayahnya, namun hanya sebentar karena sang ayah meninggal ketika ia masih sangat muda. Sepeninggal sang ayah, Rahmah kemudian mendapat bimbingan langsung dari kakak-kakaknya yang ketika itu telah dewasa.

Kemampuannya dalam membaca dan menulis Arab dan Latin diperoleh dari kedua orang kakaknya, Zainuddin Labay El-Yunusy dan Muhammad Rasyad. Ia kemudian belajar ilmu agama pada sejumlah ulama terkenal Minangkabau. Di antara para ulama yang pernah menjadi gurunya adalah Haji Abdul Karim Amrullah (ayahanda Buya Hamka), Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim (pemimpin sekolah Thawalib Padangpanjang), Syekh Muhammad Jamil Jambek, Syekh Abdul Latif Rasjidi, dan Syekh Daud Rasjidi.

Selain ilmu keislaman, Rahmah juga mempelajari ilmu kesehatan (khususnya kebidanan) dan keterampilan-keterampilan wanita, seperti memasak, menenun, dan menjahit. Kelak ilmu yang diperolehnya ini diajarkannya kepada murid-muridnya di sekolah yang didirikannya, Diniyah Puteri.

 

sumber : Pusat Data Republika/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement