REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal menilai masyarakat sipil dunia berhasil menjadi kekuatan utama dalam menyuarakan aspirasi rakyat Palestina dan mendorong gencatan senjata di Gaza.
“Yang benar-benar menjadi juara dalam menyuarakan keinginan rakyat Palestina adalah masyarakat sipil,” kata Dino dalam diskusi bertema Gaza: Peace, Justice and a Future yang digelar IDN Times di Jakarta, Kamis.
Ia menilai peran masyarakat sipil tidak hanya mendorong tercapainya gencatan senjata, tetapi juga mengangkat isu Gaza menjadi perhatian utama dunia.
“Isu Gaza jadi ujian terbesar bagi moralitas dan kemanusiaan di zaman kita,” ujarnya.
Dino menegaskan bahwa bersikap netral di tengah krisis kemanusiaan Gaza adalah bentuk standar ganda.
“Netralitas dalam situasi seperti ini berarti ketidakadilan, karena ada standar yang tidak setara,” katanya.
Terkait kesepakatan gencatan senjata terbaru, Dino menyebutnya sebagai langkah maju yang penting mengingat penderitaan panjang masyarakat Gaza akibat serangan Israel.
Ia menilai hasil KTT Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir, menjadi titik terang meski masih banyak tantangan tersisa. Ada beberapa kemajuan signifikan dalam upaya perdamaian di Gaza. Setelah negosiasi yang alot, sebuah kesepakatan gencatan senjata akhirnya tercapai, dengan mediasi dari Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir.
Perjanjian yang didasarkan pada proposal perdamaian mantan Presiden AS Joe Biden ini, terdiri dari tiga fase besar. Sebagai hasilnya, pertempuran telah dihentikan, sandera Israel yang masih hidup dibebaskan, dan ratusan tahanan Palestina dikembalikan kepada keluarga mereka. Kesepakatan ini memberikan jeda berharga bagi warga Gaza yang menderita dan membuka pintu bagi langkah-langkah selanjutnya.