REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tahun keenam Hijriah, Abu Sufyan berniaga ke Syam. Di sana ia mendapat undangan khusus dari Kaisar Heraclius untuk berdiskusi seputar sifat Muhammad SAW serta ajaran yang didakwahkannya.
Abu Sufyan yang saat itu belum memeluk Islam serta masih memusuhi Islam dan kaum Muslimin, dengan tegas menjelaskan sifat dan akhlak mulia Rasulullah SAW. Muhammad SAW adalah sosok manusia yang jujur tanpa pernah sekalipun berdusta.
Muhammad SAW mengajak manusia untuk mengesakan Tuhan dan berbudi pekerti luhur. ''Demi Allah, jika bukan karena aku khawatir orang-orang akan menjuluki diriku sebagai seorang pendusta, niscaya aku akan berdusta tentang Muhammad'' (HR Bukhari).
Rasulullah SAW memang terkenal sebagai orang yang jujur dan berakhlak mulia. Semenjak kecil beliau sudah menyandang julukan al-Amin yang artinya tepercaya. Abu Jahal yang selama hidupnya memusuhi Islam dan kaum Muslimin yang bahkan sempat mau membunuh Rasulullah SAW pernah mengatakan, ''Kami tidak mendustakanmu, wahai Muhammad (karena kami tahu bahwa engkau adalah orang yang jujur). Kami hanya mendustakan agama yang engkau dakwahkan.''
Allah SWT berfirman, ''Sungguh Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu membuatmu sedih. (Namun ketahuilah) Sesungguhnya mereka tidak mendustakanmu, akan tetapi orang-orang zalim itu mendustakan ayat-ayat Allah'' (QS al-An'am [6]: 33).
View this post on Instagram