Ahad 12 Oct 2025 06:22 WIB

Dewan Hubungan Amerika-Islam Kutuk Keras Nobel Perdamaian Diberikan Bagi Pendukung Zionis

Marina Corina Machado menginginkan kedutaan pindah ke Yerussalem

Pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado berbicara kepada para pendukungnya pada sebuah protes menjelang pelantikan Presiden Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela 9 Januari 2025.
Foto: REUTERS/Leonardo Fernandez Viloria
Pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado berbicara kepada para pendukungnya pada sebuah protes menjelang pelantikan Presiden Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela 9 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR) mengutuk keras keputusan Komite Nobel yang telah memberikan Nobel Perdamaian kepada Maria Corina Machado. Lewat keterangannya di akun Instagram, Jumat (10/10/2025), CAIR menegaskan, Machado adalah pendukung vokal Partai Likud yang rasis dari Israel. 

Awal tahun ini, organisasi advokasi Muslim terbesar di AS tersebut mengungkap, Machado telah menyampaikan pidato di sebuah konferensi fasis Eropa, termasuk Geert Wilders dan Marie Le Pen, yang secara terbuka menyerukan Reconquista baru - merujuk pada pembersihan etnis Muslim dan Yahudi Spanyol pada tahun 1500-an.

Baca Juga

CAIR menegaskan, Nobel Perdamaian seharusnya diberikan kepada individu yang telah menunjukkan moralitas dan keberanian konsisten dalam memperjuangkan keadilan bagi semua orang. Menurut CAIR, Nobel seharusnya tak diberikan kepada politisi yang menuntut demokrasi di negara mereka sendiri sementara yang bersangkutan mendukung rasisme, fanatisme, dan fasisme di luar negeri.

"Kami menyerukan kepada Machado untuk mencabut dukungannya terhadap Partai Likud dan fasisme anti-Muslim di Eropa. Jika ia menolak untuk melakukannya, komite Hadiah Nobel harus mempertimbangkan kembali keputusannya, yang telah merusak reputasinya sendiri. Seorang fanatik anti-Muslim dan pendukung fasisme Eropa tidak pantas disebut bersama orang-orang seperti Dr. Martin Luther King, Jr., dan para peraih Nobel Perdamaian lainnya,"tegas CAIR.

Lebih lanjut, CAIR menegaskan, Komite Nobel Perdamaian seharusnya memberikan penghargaan kepada seorang penerima penghargaan yang telah menunjukkan konsistensi moral dengan berani memperjuangkan keadilan bagi semua orang. Contohnya, ujar CAIR,  mahasiswa, jurnalis, aktivis, dan tenaga medis yang telah mempertaruhkan karier dan bahkan nyawa mereka untuk menentang kejahatan zaman kita: genosida di Gaza.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh CAIR (@cair_national)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement