REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Menteri Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh, mengingatkan rakyat agar mewaspadai perang psikologis musuh sembari menyatakan kesiapan Angkatan Bersenjata yang konstan untuk mempertahankan negara.
Berbicara pada Kamis (2/10/2025), malam di akhir kunjungannya ke Turki, Nasirzadeh mengatakan tentang pencapaian perjalanannya ke Ankara, dikutip dari Mehrnews, Jumat (/3/2025).
"Kami bertukar pandangan tentang keamanan perbatasan dan juga ancaman yang baru-baru ini diciptakan oleh rezim Zionis untuk semua negara di kawasan. Kami kemudian berbicara tentang Suriah, yang menurut saya merupakan perjalanan yang baik karena kami sudah lama tidak bertemu atau bertukar pandangan dalam hal ini."
Mengenai kedekatan pandangan pihak Iran dan Turki, dia menambahkan, "Hal-hal yang dimiliki kedua belah pihak jauh lebih besar daripada perbedaan mereka."
Nasirzadeh menanggapi pula peralatan yang dibawa ke wilayah tersebut, terutama dari Amerika Serikat, yang mungkin telah menimbulkan kekhawatiran di negara dan kawasan itu.
"Dengan atau tanpa transportasi ini, kami di sektor militer harus selalu siap untuk mempertahankan negara kami."
Brigadir Jenderal Nasirzadeh menambahkan sektor-sektor lain di negara ini tidak boleh terpengaruh oleh operasi psikologis yang dimaksud. Sebagian besar dari gerakan-gerakan ini adalah operasi psikologis.
“Fakta bahwa mereka terus-menerus mengulangi narasi serangan akan dilakukan, mereka ingin membuat masyarakat berada dalam dilema. Untuk mengganggu stabilitas ekonomi, dan ini adalah bagian dari perang psikologis mereka."
Dia menyarankan masyarakat untuk berhati-hati terhadap perang psikologis. "Kita harus melanjutkan hidup kita, melakukan bisnis kita, dan masyarakat harus berkembang. Jika perang dipaksakan kepada kita, tugas kita sebagai tentara adalah untuk membela, dan kita akan membela. Seperti halnya kami bertahan dalam perang 12 hari dan musuh dipaksa untuk melakukan gencatan senjata."
Lihat postingan ini di Instagram