Senin 22 Sep 2025 11:43 WIB

Barat Berbondong-bondong Akui Palestina, Pengamat: Itu tidak Cukup

Pengakuan tersebut dinilai sebagai kemenangan diplomasi bagi Palestina.

Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan
Massa mengibarkan bendera Palestina saat mengikuti aksi solidaritas untuk Palestina di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Selasa (22/5/2025). Sejak pukul 10.00 WIB, peserta aksi mulai berdatangan. Aksi ini digelar sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dan penegasan dukungan untuk kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel.
Foto: Republika/Prayogi
Massa mengibarkan bendera Palestina saat mengikuti aksi solidaritas untuk Palestina di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Selasa (22/5/2025). Sejak pukul 10.00 WIB, peserta aksi mulai berdatangan. Aksi ini digelar sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dan penegasan dukungan untuk kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pengakuan dunia barat atas negara Palestina terus bergulir. Terlebih, setelah Inggris, Kanada dan Australia mengakui eksistensi 'Permata Timur Tengah' tersebut.

Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi melihat hal tersebut sebagai kemenangan diplomasi Palestina. Meski demikian, pengakuan saja tidak cukup.

Baca Juga

Yon mengatakan, bertambahnya negara yang mengakui negara Palestina menunjukkan perubahan besar dukungan dunia termasuk negara-negara Eropa. Mereka mendukung Palestina dan solusi dua negara.

"Dengan demikian kita bisa melihat bahwa dalam tatanan global, pengakuan itu menunjukan kemenangan diplomasi Palestina guna mendapatkan pengakuan dari negara-negara Eropa yang selama ini tidak mendukung dan tidak mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat," kata Yon kepada Republika, Senin (22/9/2025).

photo
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu di 10 Downing Street, di London, Inggris, 8 September 2025. - (TOLGA AKMEN)

Yon menegaskan, pengakuan saja tidak cukup. Dia menegaskan, dukungan terhadap negara Palestina harus direalisasikan. Dengan demikian, Palestina bisa menjadi negara yang berdaulat, mampu mengatur politik, ekonomi dan berbagai hal terkait pemerintahan secara independen serta berdaulat.

Ia menambahkan, dunia juga memastikan Palestina tidak diblokade oleh Israel, sehingga ruang kerjasama internasional bagi Palestina menjadi terbuka.

Menurut Yon, hingga saat ini Israel yang didukung Amerika Serikat, tidak mau ada negara Palestina yang berdampingan dengan negara Israel. 

"Tapi tentu ini sebuah kemajuan yang patut disyukuri terkait adanya pengakuan secara terbuka negara-negara Eropa (terhadap negara Palestina). Harapannya itu bisa memberikan tekanan kepada publik internasional dan Amerika agar bisa melakukan keputusan yang bersejarah, memberikan dukungan kepada kemanusiaan dengan memberi ruang pada realisasi kemerdekaan Palestina," ujar Yon.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement