REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pengakuan dunia barat atas negara Palestina terus bergulir. Terlebih, setelah Inggris, Kanada dan Australia mengakui eksistensi 'Permata Timur Tengah' tersebut.
Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi melihat hal tersebut sebagai kemenangan diplomasi Palestina. Meski demikian, pengakuan saja tidak cukup.
Yon mengatakan, bertambahnya negara yang mengakui negara Palestina menunjukkan perubahan besar dukungan dunia termasuk negara-negara Eropa. Mereka mendukung Palestina dan solusi dua negara.
"Dengan demikian kita bisa melihat bahwa dalam tatanan global, pengakuan itu menunjukan kemenangan diplomasi Palestina guna mendapatkan pengakuan dari negara-negara Eropa yang selama ini tidak mendukung dan tidak mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat," kata Yon kepada Republika, Senin (22/9/2025).

Yon menegaskan, pengakuan saja tidak cukup. Dia menegaskan, dukungan terhadap negara Palestina harus direalisasikan. Dengan demikian, Palestina bisa menjadi negara yang berdaulat, mampu mengatur politik, ekonomi dan berbagai hal terkait pemerintahan secara independen serta berdaulat.
Ia menambahkan, dunia juga memastikan Palestina tidak diblokade oleh Israel, sehingga ruang kerjasama internasional bagi Palestina menjadi terbuka.
Menurut Yon, hingga saat ini Israel yang didukung Amerika Serikat, tidak mau ada negara Palestina yang berdampingan dengan negara Israel.
"Tapi tentu ini sebuah kemajuan yang patut disyukuri terkait adanya pengakuan secara terbuka negara-negara Eropa (terhadap negara Palestina). Harapannya itu bisa memberikan tekanan kepada publik internasional dan Amerika agar bisa melakukan keputusan yang bersejarah, memberikan dukungan kepada kemanusiaan dengan memberi ruang pada realisasi kemerdekaan Palestina," ujar Yon.