REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Zahoor telah melewati toko-toko char siu berkali-kali. Pemandangan daging babi panggang mengilap yang tergantung di balik jendela sulit diabaikan di Hong Kong.
Namun sebagai seorang Muslim, mencicipi hidangan pokok Kanton ini selalu mustahil. Hal itu berubah pada suatu sore baru-baru ini.
“Saya pernah melihatnya di toko-toko lokal, saya pernah melewati toko-toko itu, tetapi saya sendiri belum pernah mencicipi daging babi,” kata Zahoor, seorang warga Pakistan di kota itu, sambil menggigit sesuatu yang tampak dan terasa sangat mirip, dikutip dari laman RTHK News, Selasa (16/9/2025).
"Jika diiklankan sebagai char siu daging sapi, kami pasti akan sangat ingin mencobanya. Jika ada lebih banyak pilihan yang tersedia, seperti pilihan halal, kenapa tidak? Kami pasti akan mencobanya,” ujarnya.
Bagi Zahoor dan banyak Muslim lainnya, kuliner Hong Kong bisa sama menggodanya sekaligus membuat frustrasi. Babi adalah makanan pokok Kanton, tetapi tidak termasuk dalam makanan halal. Artinya, umat Muslim biasanya melewatkan pengalaman kuliner Hong Kong secara utuh demi menjalankan keyakinan agama mereka.
View this post on Instagram