REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Thrace Barat adalah wilayah historis dan geografis di Yunani, yang terletak di perbatasan Turki dan Bulgaria, tempat bertemunya benua Eropa dan Asia.
Saat ini, Thrace Barat dipisahkan dari Turki di sebelah timur oleh Sungai Maritsa. Wilayah ini tetap berada di bawah kekuasaan Utsmaniyah hingga Perang Balkan Pertama pada 1912-1913, ketika Kekaisaran Utsmaniyah kehilangan seluruh wilayah Eropanya. Selama berabad-abad kekuasaan Ottoman, bagaimanapun, populasi Turki yang cukup besar telah tinggal di daerah tersebut.
Sumber fundamental dari hak-hak hukum
Sumber fundamental dari hak-hak minoritas Muslim Turki di Western Thrace adalah Perjanjian Lausanne 1923, yang disepakati dalam kerangka Konferensi Lausanne.
Konferensi ini menghasilkan 17 instrumen terpisah namun saling berkaitan, yang tercantum dalam Final Act.
Yang pertama adalah "Perjanjian Perdamaian," yang ditandatangani pada 24 Juli 1923. Yang keenam adalah "Konvensi mengenai Pertukaran Populasi dan Protokol Yunani dan Turki," yang ditandatangani pada 30 Januari 1923.
Di bawah instrumen pertukaran penduduk, penduduk Muslim Turki di Yunani (kecuali yang berada di Thrace Barat) dan penduduk Ortodoks Yunani di Turki (kecuali yang berada di Istanbul, Gökçeada, dan Bozcaada) tunduk pada pertukaran penduduk.
Pasal 2 dari konvensi tersebut secara khusus mengecualikan penduduk Yunani di Istanbul dan Muslim di Thrace Barat. Konvensi ini ditandatangani antara "Pemerintah Majelis Nasional Agung Turki dan Pemerintah Yunani."
Bagian ketiga dari Perjanjian Perdamaian, yang berjudul "Perlindungan Minoritas," menguraikan hak-hak minoritas.
Pasal 37 hingga 44 mencakup hak-hak minoritas non-Muslim di Türkiye, sementara Pasal 45 menyatakan bahwa hak-hak yang diberikan oleh ketentuan-ketentuan dalam Bagian ini kepada minoritas non-Muslim di Turki akan diberikan secara serupa oleh Yunani kepada minoritas Muslim di wilayahnya."
