REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025 yang digelar bertepatan dengan peringatan 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor dimanfaatkan Kementerian Kebudayaan RI sebagai momentum strategis untuk memperkenalkan warisan budaya Indonesia ke tingkat global.
Direktur Promosi Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Undri mengatakan, ajang yang diikuti ribuan pramuka dari berbagai negara ini merupakan ruang penting untuk menampilkan kekayaan budaya Indonesia, khususnya angklung dan batik yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
“Ini adalah salah satu cara bagaimana kita mempromosikan warisan budaya yang kita miliki. Warisan budaya Indonesia sangat banyak, baik yang bersifat tangible maupun intangible. Melalui WMSJ ini kita menghadirkan angklung, batik sebagai ikon budaya bangsa,” ujar Undri saat ditemui di Stan Kementerian Kebudayaan di Bumi Perkemahan Pramuka Nasional, Cibubur, Selasa (9/9/2025) malam.
Menurut Undri, keterlibatan generasi muda dalam ajang berskala internasional ini menjadi kunci penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya.
.“Kegiatan ini bukan hanya diikuti pemuda Indonesia, tapi juga pemuda dari berbagai belahan dunia. Inilah momentum terbaik bagaimana kebudayaan kita bisa diperkenalkan secara luas,” ujarnya.
Sebagai bentuk konkret, Kementerian Kebudayaan menghadirkan workshop angklung dan batik yang akan digelar pada 9-13 September di lokasi jambore. Kegiatan ini menghadirkan maestro yang mumpuni di bidangnya agar peserta tidak hanya mengenal, tetapi juga merasakan langsung pengalaman berkesenian.
Selain workshop, pameran budaya juga digelar sebagai etalase untuk menampilkan kekayaan tradisi Nusantara.
“Dengan promosi ini, kami ingin menyampaikan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki warisan budaya yang tidak kalah penting dengan negara lain. Budaya menjadi sarana untuk memperkuat persatuan generasi muda, baik di tingkat nasional maupun global,” jelas Undri.
Momentum WMSJ 2025 juga bertepatan dengan satu abad Pondok Pesantren Gontor. Undri menilai capaian ini menunjukkan peran besar Gontor dalam melahirkan generasi yang berkiprah di berbagai bidang, termasuk kebudayaan.
“Kami menitipkan pesan agar alumni maupun santri Gontor dapat menjadi duta dalam mempromosikan dan melestarikan warisan budaya bangsa,” katanya.
Lebih jauh, Undri mengungkapkan Kementerian Kebudayaan tengah menyiapkan tiga narasi besar untuk memperkuat promosi budaya Indonesia di level internasional.
“Pertama, Indonesia sebagai kekuatan ibu kota dunia. Kedua, Indonesia sebagai bagian dari peradaban tertua dunia. Ketiga, pembangunan kebudayaan sebagai jawaban masa depan. Narasi ini kami sampaikan melalui berbagai aktivitas, termasuk kegiatan masyarakat muslim yang menjadi ujung tombak dalam diplomasi budaya,” ujar Undri.
Dengan langkah ini, Kementerian Kebudayaan berharap WMSJ 2025 bukan hanya menjadi ajang silaturahim pramuka dunia, tetapi juga wadah penguatan posisi Indonesia sebagai pusat kebudayaan dunia.
Ketua Panitia WMSJ, Aditya Warman mengungkapkan, acara pembukaan World Muslim Scout Jamboree 2025 diikuti lebih dari 15 ribu pramuka dan pembina dari seluruh Indonesia dan 16 negara.
Selain peserta pramuka dan pimpinan pondok pesantren, sejumlah tokoh nasional juga menghadiri acara pembukaan, di antaranya Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, serta para Pimpinan Pondok Modern Gontor juga lengkap hadir, seperti KH Hasan Abdullah Sahal, KH Amal Fathullah Zarkasyi, KH Akrim Mariya, KH Hamid Fahmi Zarkasyi, dll.