Selasa 02 Sep 2025 12:05 WIB

BAZNAS Gelar ToT Pengajar Alquran Bahasa Isyarat di Bekasi

BAZNAS memastikan akses pendidikan agama inklusif, termasuk bagi disabilitas.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI kembali melaksanakan Pengimbasan Program Training of Trainers (ToT) Pengajar Alquran Bahasa Isyarat di Yayasan Ibtisamah Mulia, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat
Foto: baznas
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI kembali melaksanakan Pengimbasan Program Training of Trainers (ToT) Pengajar Alquran Bahasa Isyarat di Yayasan Ibtisamah Mulia, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melaksanakan Pengimbasan Program Training of Trainers (ToT) Pengajar Alquran Bahasa Isyarat di Yayasan Ibtisamah Mulia, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Kegiatan ini sebagai upaya memperluas akses pendidikan agama Islam bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.

Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan menegaskan program ini menjadi komitmen BAZNAS dalam memastikan akses pendidikan agama yang inklusif, termasuk bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.

“BAZNAS ingin memastikan penyandang disabilitas memiliki akses penuh terhadap pembelajaran Alquran. Lebih dari itu, kami juga mendorong lahirnya pengajar dari kalangan difabel agar program ini berkesinambungan,” kata Saidah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Kegiatan tersebut diikuti 36 peserta dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga dewasa, yang dibimbing langsung oleh dua pengajar lulusan ToT BAZNAS, yakni Fatiyahnur Meilinda dan Flafirsty Azzahra Marumi, yang juga merupakan penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.

Saidah menegaskan, sebagai lembaga negara yang mengemban amanah undang-undang, BAZNAS harus hadir untuk semua golongan masyarakat, termasuk kelompok rentan.

"Kami berkewajiban memastikan distribusi manfaat zakat menyentuh mereka yang sering terpinggirkan, termasuk kaum disabilitas. Kami ingin memastikan hak mereka untuk belajar agama terpenuhi dengan baik,” ujarnya.

Berbeda dengan pelaksanaan di sekolah formal, jelas Saidah, pengimbasan di Yayasan Ibtisamah Mulia Deaf Learning Center ini tidak hanya fokus pada pembelajaran Alquran bahasa isyarat, tetapi juga mencakup materi pelajaran agama Islam secara umum.

"Kurikulum tersebut mencakup pemahaman ibadah, akhlak, hingga nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi bentuk nyata bahwa akses pendidikan agama bagi penyandang disabilitas rungu harus menyeluruh, baik dari segi pemahaman ibadah maupun nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari," kata Saidah.

Untuk memastikan kualitas implementasi, kata Saidah, kegiatan ini turut dimonitoring oleh tim Divisi Pendidikan dan Dakwah BAZNAS RI. Monitoring dilakukan untuk menilai efektivitas metode pembelajaran sekaligus menyesuaikan dengan kebutuhan peserta.

"Monitoring juga dimaksudkan untuk memperkuat sinergi antara BAZNAS dan komunitas lokal, sehingga program dapat terus diperluas dan memberikan manfaat nyata. BAZNAS menargetkan dakwah inklusif ini menjangkau lebih banyak daerah di masa mendatang," ujar Saidah.

Ketua Yayasan Ibtisamah Mulia, Amatullah Basiimah, menyambut baik pelaksanaan pengimbasan yang dilaksanakan bersama BAZNAS RI. Menurutnya, kegiatan tersebut telah membuka jalan bagi komunitas difabel untuk mengakses pendidikan agama yang layak.

Ia menambahkan, pembelajaran Alquran bahasa isyarat tidak hanya bermanfaat bagi peserta didik, tetapi juga dapat menjadi sarana sosialisasi kepada masyarakat luas. Hal ini diharapkan mendorong lahirnya masyarakat inklusif yang saling menghargai perbedaan.

“Kami berharap kerjasama ini berlanjut agar semakin banyak masyarakat yang peduli dan memahami pentingnya bahasa isyarat dalam dakwah Islam,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement