REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan temu konsultasi pencegahan konflik paham keagamaan bagi tokoh agama dan organisasi masyarakat keagamaan.
Kepala Kanwil Kemenag Kalsel Muhammad Tambrin saat kegiatan tersebut di gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin, Rabu, menyampaikan, seluruh tokoh lintas agama, yakni Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Budha dan Hindu terlibat pada kegiatan yang berlangsung dari 27-28 Agustus 2025.
Menurut dia, pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan konsolidasi dan mempererat kerukunan antar umat beragama di provinsi ini, karena sudah terbina dan terjalin dengan sangat baik.
"Karena kerukunan umat beragama adalah pondasi harmoni sosial," ujarnya.
Harmoni sosial yang ingin terus dijaga dan dibuat terus rukun antar umat beragama ini, ujar Tambrin, baik dari tingkat strata sosial, strata pendidikan, status sosial, pekerja dan lainnya.
"Tanpa kerukunan sulit tercipta perdamaian hingga pembangunan daerah," ujarnya.
Karenanya, ucap Tambrin, dalam temu konsultasi pencegahan konflik paham keagamaan ini, tercipta pemikiran dari tokoh lintas agama ini, untuk bersama membuat solusi yang bisa mendamaikan dan mempererat tali persaudaraan sesama anak bangsa di negeri tercinta ini.
Dia menyampaikan, kegiatan ini sesuai instruksi dari Menteri Agama RI agar seluruh tokoh lintas agama untuk terus bersinergi menyikapi dengan baik apa saja potensi yang bisa menimbulkan konflik paham keagamaan di masyarakat.
"Selama ini di media sosial berbagai macam isu yang berpotensi terjadi konflik paham keagamaan, ini harus dicegah sejak dini dengan peran tokoh-tokoh lintas agama di masing-masing umat agamanya," ujarnya.
Menurut dia, di Provinsi Kalsel ini, kerukunan umat beragama sudah sangat baik dibina, karena seluruh tokoh lintas agama dan ormas keagamaan di provinsi dengan 13 kabupaten/kota ini sudah sangat bersinergi.
Di pertemuan ini, ungkap dia, selain terkait keagamaan, juga dibicarakan juga isu daerah, yakni terkait kerusakan hutan, musibah banjir, pertambangan dan degradasi lingkungan.
"Termasuk juga potensi konflik sosial akibat perbuatan sumberdaya alam," ujarnya.
Di sini pun, kata Tambrin, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Kemenag berperan menguatkan dialog lintas iman berbasis ekoteologi atau pendekatan keagamaan dan kajian teologis yang berfokus pada hubungan antara iman dan lingkungan hidup.
"Kita juga sangat apresiasi dan terimakasih atas dukungan Gubernur Kalsel pada kegiatan ini," ujarnya.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Pemprov Kalsel Adi Santoso menyampaikan atas nama gubernur menyambut baik dilaksanakannya temu konsultasi pencegahan konflik paham keagamaan bagi tokoh agama dan ormas keagamaan dilangsungkan Kanwil Kemenag Kalsel.
Menurut dia, pemerintah provinsi sangat terbantu dengan adanya pertemuan ini untuk selalu menjaga kerukunan antar umat beragama yang sudah tercipta selama ini.
"Sejauh ini kerukunan umat beragama di provinsi kita sangat baik, kegiatan ini makin mempererat itu, kami berterima kasih kepada Kanwil Kemenag Kalsel," ujarnya.
Menurut dia, Pemprov selalu terbuka untuk berdialog maupun berdiskusi untuk meningkatkan kerukunan umat beragama, termasuk untuk mencegah potensi-potensi perpecahan yang bisa timbul di tengah masyarakat.
"Kita sangat salam hormat kepada seluruh tokoh agama dan ormas keagamaan yang sudah menciptakan kedamaian dan kerukunan saat ini. Semoga seterusnya," katanya.