Selasa 26 Aug 2025 19:56 WIB

Hancurnya Narasi Israel, Pembunuhan Jurnalis, Jebakan Maut, dan Pengakuan Mantan Elite AS

Israel terus lakukan serangan intensif di Jalur Gaza.

Kamera milik jurnalis lepas Mariam Dagga, yang bekerja untuk Associated Press dan media lainnya selama perang Gaza. Mariam Dagga merupakan salah satu jurnalis yang gugur pada Senin (25/8/2025) dalam serangan Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Foto: Family Handout via AP
Kamera milik jurnalis lepas Mariam Dagga, yang bekerja untuk Associated Press dan media lainnya selama perang Gaza. Mariam Dagga merupakan salah satu jurnalis yang gugur pada Senin (25/8/2025) dalam serangan Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Negara pendudukan Israel bergerak dari satu kegagalan ke kegagalan lain dan dari satu kegagalan ke kegagalan lain.

Dari kelaparan warga sipil yang dikonfirmasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, kegagalan dalam mengelola proposal negosiasi dengan kesaksian pejabat tinggi AS seperti Matthew Miller mantan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, hingga pembunuhan jurnalis yang disaksikan seluruh dunia melalui siaran langsung. Semua kegagalan ini mencerminkan hancurnya narasi, kebingungan dan kekacuan Israel.

Baca Juga

Negara penjajah sadar akan semua jenis kegagalan dan kegagalan di semua tingkatan, itulah sebabnya mereka berusaha menutupi kejahatan-kejahatan ini dengan lebih banyak lagi.

Negara penjajah Israel melakukan kejahatan besar lainnya dengan membunuh sekelompok jurnalis, termasuk juru kamera Aljazeera Mohammed Salameh, fotografer Hossam al-Masri, dan jurnalis Maryam Aboudqa.

Sebelumnya, Zionis membunuh Anas al-Sharif, Muhammad Qaraqa, dan lebih dari 240 jurnalis Palestina untuk menutupi kegagalan mereka dalam mencegah pelaporan kebenaran dari Gaza.

Pembunuhan jurnalis dan penargetan sistematis terhadap jurnalis merupakan bukti nyata kegagalan penjajah Zionis dan ketidakmampuannya untuk menyembunyikan kejahatannya serta citra sebenarnya dan runtuhnya narasinya.

Harus ada reaksi yang memperdalam isolasi penjajah Zionis terhadap seluruh jurnalis dunia dalam solidaritas dengan rekan-rekannya di Gaza dan harus ada lebih banyak lagi eksposur terhadap citra penjajah Zionis di seluruh dunia agar mereka tidak luput dari hukuman.

BACA JUGA: Perang Iran Israel Segera Meletus dalam Skala Lebih Besar dan Mengerikan?

Kegagalan dalam berkas negosiasi

Hamas baru-baru ini mengumumkan penerimaannya atas proposal gencatan senjata yang diajukan oleh para mediator. Ini menempatkan bola saljunya ada di tangan Israel yang memilih memperpanjang perang dan berulang kali mengingkari proses negosiasi di setiap tahap kunci, meskipun perlawanan Palestina telah setuju.

Pada 5 Mei 2024, ketika Hamas menyetujui proposal gencatan senjata yang disebut "proposal Biden", Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak proposal itu, mengusir penduduk Rafah, menduduki kota tersebut, dan kemudian menghancurkannya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement