Jumat 15 Aug 2025 08:59 WIB

Syarat Cut Nyak Dien Saat Hendak Dipinang Teuku Umar

Matanya yang buta tak menyurutkan semangatnya untuk terus melawan penjajah Belanda.

Cut Nyak Dien
Foto: Tangkapan layar
Cut Nyak Dien

REPUBLIKA.CO.ID, Cut Nyak Dien adalah sosok pahlawan nasional yang tak asing lagi bagi masyarakat. Perjalanannya banyak diulas dari berbagai sisi kehidupannya di berbagai seminar atau pun literatur. Ia merupakan tokoh perempuan asal Tanah Rencong yang gigih melawan penjajah.

Ia lahir di Lampadang, Aceh, pada 1848. Ia putri dari Teuku Nanta Setia, seorang uleebalang (bangsawan yang memimpin sebuah kenegerian/nanggroe, setingkat kabupaten) di VI Mukim Peuka Bada. Neneknya juga seorang uleeba lang, yakni Teuku Nanta Syekh, sosok yang paling dipercaya Sultan Aceh.

Baca Juga

Ada yang perlu diambil pelajaran dari seorang Cut Nyak Dien bagi perempuan-perempuan saat ini. Cut Nyak Dien tak ingin hanya menjadi seorang ibu rumah tangga. Ia tak ingin menjadi penonton ketika Aceh sedang dijajah dan suami-suami mereka mempertaruhkan nyawa. Hal tersebut dapat disaksikan dari kisah Cut Nyak Dien yang memberikan syarat kepada Teuku Umar apabila la marannya ingin diterima. Menurut A Hasjmy dalam Wanita Aceh sebagai Negarawan dan Panglima Aceh, disebutkan, pada awalnya Cut Nyak Dien menolak pinangan dari Teuku Umar.

Namun, Cut Nyak Dien akhirnya menerima pinangan tersebut atas de sak an para keluarga dan bersedia men jadi istrinya. Kendati demikian, Cut Nyak Dien tidak begitu saja menerima Teuku Umar. Ia mengajukan syarat, yaitu tak ingin menjadi perempuan penjaga rumah, tapi diperbolehkan ikut berperang bersama suaminya dan pejuang-pejuang lainnya.

Teuku Umar memenuhi persyaratan tersebut, sehingga akhirnya Cut Nyak Dien resmi menjadi istrinya. Atas restu dari suaminya, Cut Nyak Dien terus ber ada di medan pertempuran, baik ber sama suami maupun pejuang lain nya. Ia dengan gigih berperang untuk mempertahankan tanah airnya dari penjajah.

 

photo
Anggota Komisi X DPR-RI Illiza Saaduddin Djamal (kiri) melihat lukisan pahlawan nasional Cut Mutia saat berkunjung cagar budaya Rumah Cut Nyak Dien di Aceh Besar, Aceh, Senin (9/8/2021). Rumah Cut Nyak Dien berbentuk rumah tradisional Aceh dibangun pada tahun 1873 dan pada tahun 1896 dibakar oleh Belanda yang kemudian dibangun kembali pada tahun 1981 seperti bentuk aslinya untuk dijadikan museum. - (Antara/Irwansyah Putra)

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement