Kamis 07 Aug 2025 15:55 WIB

RI Negara No 21 Terdermawan, Rumah Zakat Nilai Semangat Kedermawanan Indonesia tak Mundur

Kondisi ekonomi dan daya beli mungkin mempengaruhi tingkat kedermawanan masyarakat.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Chief Executive Officer (CEO) Rumah Zakat Irvan Nugraha menyampaikan sambutan saat peluncuran kolaborasi Program Bikin Berdaya di Jakarta, Rabu (6/8/2025). Rumah Zakat secara resmi meluncurkan program #BikinBerdaya yang merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi strategis guna mendukung program pemerintah dalam mengatasi kerentanan sosial dan percepatan penurunan angka kemiskinan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Chief Executive Officer (CEO) Rumah Zakat Irvan Nugraha menyampaikan sambutan saat peluncuran kolaborasi Program Bikin Berdaya di Jakarta, Rabu (6/8/2025). Rumah Zakat secara resmi meluncurkan program #BikinBerdaya yang merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi strategis guna mendukung program pemerintah dalam mengatasi kerentanan sosial dan percepatan penurunan angka kemiskinan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — CEO Rumah Zakat Irvan Nugraha mengungkapkan, semangat kedermawanan masyarakat Indonesia tidak mengalami kemunduran. Menanggapi penurunan peringkat Indonesia World Giving Report (WGR) 2025 yang baru dirilis, Irvan mengatakan, praktik kebaikan masyarakat Indonesia masih kuat dan terus berjalan.

Dalam laporan tersebut, Indonesia turun ke posisi ke-21 sebagai negara paling dermawan di dunia, setelah beberapa tahun berturut-turut menempati posisi teratas.

Baca Juga

"Kalau kami sih melihat bahwa kebaikan atau praktik berderma, praktik kerelawanan masyarakat Indonesia ini tidak menurun," ujar Irvan saat ditanya Republika usai diskusi interaktif dalam acara Filantropi Indonesia Festival (FIFest) 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

Menurut dia, kondisi ekonomi dan daya beli mungkin bisa mempengaruhi terhadap tingkat kedermawanan masyarakat Indonesia. Namun, dia yakin kebiasaan untuk melakukan kebaikan masih tetap ada. "Tapi kami meyakini bahwa kebiasaan untuk praktik-praktik baiknya, berderma tetap berjalan,”ujar dia. 

Irvan menduga, penurunan peringkat ini bisa jadi disebabkan oleh perubahan atau penambahan parameter dalam survei World Giving Report (WGR) 2025. Sebelumnya, pengukuran World Giving Index (WGI) dari Charities Aid Foundation (CAF) pada 2024 hanya melibatkan tiga indikator utama, yaitu berdonasi dalam bentuk uang, menjadi relawan, dan membantu orang asing. 

Dia menjelaskan, saat ini ada kemungkinan alat ukur tersebut berkembang atau ada indikator baru yang diukur. "Bertambah lagi ternyata alat ukurnya, gitu ya, alat ukurnya. Nah, mungkin di alat ukur itulah ada hal-hal yang harus dikuatkan lagi oleh masyarakat," kata Irvan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement