Kamis 31 Jul 2025 14:00 WIB

MUI Imbau FPI PWI LS Berdamai dan Akhiri Perseteruan, Mari Perkuat Dakwah

MUI minta umat Islam untuk saling memperkuat persaudaraan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Waketum MUI Marsudi Syuhud (kanan)  minta umat Islam untuk saling memperkuat persaudaraan.
Foto: Republika/Prayogi
Waketum MUI Marsudi Syuhud (kanan) minta umat Islam untuk saling memperkuat persaudaraan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, MUI.OR.ID—Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud mengimbau kepada lembaga/kelompok dakwah Islam agar menjauhi perseteruan yang menyebabkan kemudharatan dan kerusakan antarumat.

Hal itu disampaikan sebagai respons MUI terhadap viralnya dua lembaga ormas yang bentrok pada Rabu (23/7/2025) malam.

Baca Juga

Bentrokan itu terjadi antara dua massa Front Persaudaraan Islam (FPI) dan Perjaungan Walisongo Laskar Sabilillah (PWI LS).

Bentrokan dipicu langsung akibat pro-kontra kehadiran Habib Muhammad Rizieq Shihab, pendiri FPI, dalam acara safari dakwah di Pemalang pada Rabu (23/7/2025).

“Diharapkan karena keduanya membawa program dakwah, maka semestinya dua lembaga ini untuk bersama-sama memikirkan bahwa dakwah itu kemaslahatan dan kemanfaatan, dan bukan yang membuat mudharat,” kata Kiai Marsudi dikutip dari laman resmi MUI di Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Seharusnya, kata Kiai Marsudi, sesuatu yang menyebabkan kerusakan harus dijauhi oleh kedua belah pihak. Akan menjadi anomali, di mana lembaga dakwah justru membuat kemudharatan di tengah-tengah umat.

Untuk itu, dia mengharap kedua belah pihak, antara FPI dan PWI LS, untuk segera menempuh jalur perdamaian. Menurutnya, tindakan bentrok semacam ini telah membuat kesan (image) yang tidak baik di tengah masyarakat.

“Diharapkan di antara berdua untuk segera melakukan suluh, atau perdamaian,” imbaunya.

Belajar dari persoalan tersebut, Kiai Marsudi mengimbau seluruh umat agar berhati-hati dalam menggunakan panggung dakwah. Dia berharap tidak terlontar kata-kata yang kurang tepat, yang justru membelah umat.

Terlebih, hingga membuat ancaman dan mebawa senjata seperti pedang. Kiai Marsudi mengingatkan, Indonesia adalah negara damai dan merdeka yang mengedepankan debat ide dan pikiran, alih-alih pada perseteruan.

“Jangan lagi lah kita melihat provokasi yang tidak tepat, karena mengajarkan kepada umat seolah-olah kita dalam permusuhan. Permusuhan dalam bentuk apapun harus dihindari,” kata Kiai Marsudi mengingatkan.

Selain itu, Kiai Marsudi juga mengimbau masyarakat agar dapat selektif dalam menghadirkan figur dakwah atau penceramah. Pertimbangan ashlah harus menjadi yang utama. Tidak sekadar maslahat, tetapi aslah terhadap umat.

BACA JUGA: Saat Pejuang Berjuang dan Rakyat Gaza Dibantai, Abbas Sibuk Bahas Kekuasaan, Hamas Meradang

Masyarakat harus bisa menhadirkan penceramah yang membawa perdamaian dan tidak membuat kerusakan. Jika tidak, sebaiknya untuk dihindari.

“Bagi masyarakat yang mau mengundang (penceramah), timbang dulu apakah ini ada mudharatnya atau tidak. Kalau ada mudharatnya, setop,” tegasnya.

photo
Kepolisian berjaga di pengajian Habib Rizieq Shihab di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. - (Humas Polda Jateng)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement