REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya menurunkan angka kondisi gagal tumbuh pada anak balita (stunting) di Indonesia terus digencarkan melalui berbagai program konkret. Salah satunya dilakukan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN.
Kali ini, institusi negara tersebut menggandeng Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Muhammadiyah (LazisMu) untuk merenovasi rumah tidak layak huni milik keluarga berisiko stunting.
Program ini merupakan bagian dari Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Salah satu fokus utamanya adalah memastikan keluarga memiliki tempat tinggal yang layak sebagai fondasi kehidupan sehat dan bermartabat.
Setelah menggelar kegiatan Retreat dan Jambore pada 10–12 Juli 2025 di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengunjungi rumah-rumah yang akan menerima bantuan. Kepada mereka, program bedah rumah di Desa Patengan dan Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, direncanakan akan dilakukan.
Kunjungan itu bertujuan memastikan, penerima bantuan benar-benar berasal dari keluarga berisiko stunting. “Kenaikan prevalensi stunting Jawa Barat sangat menentukan pada kenaikan stunting secara nasional begitu pun sebaliknya,” ujar Mendukbangga Wihaji, dikutip dari pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Tim BKKBN juga telah melakukan asesmen pada dua kepala keluarga sebagai sampel pencegahan stunting, termasuk melalui intervensi perbaikan gizi.
View this post on Instagram