REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Rencana Israel untuk membangun apa yang disebut pemerintah sebagai “kota kemanusiaan” bagi warga Palestina di Gaza selatan gagal di tengah tentangan dari pihak militer, media Israel melaporkan pada Senin, menurut kantor berita Anadolu.
Diumumkan oleh Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz pekan lalu, rencana tersebut melibatkan seluruh penduduk Gaza yang dipaksa masuk ke dalam zona baru di atas reruntuhan kota Rafah. Setelah berada di dalam, penduduk dilaporkan tidak akan diizinkan untuk keluar.
Rencana kontroversial ini telah memicu kemarahan global, PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) yang mengecamnya sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan merupakan pemindahan paksa penduduk Palestina, dikutip dari laman Palestine Chronicle, Selasa (15/7/2025)
Para pemimpin oposisi Israel juga mengecam rencana tersebut, yang diperkirakan akan menelan biaya sebesar 4 miliar dolar AS, karena anggarannya yang tinggi, dan mengatakan bahwa proposal tersebut sama saja dengan melokalisasi warga Palestina di sebuah “kamp konsentrasi” demikian laporan Anadolu.
Militer Israel juga keberatan dengan rencana tersebut karena akan merusak upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan dengan Palestina, kata laporan itu.