Selasa 15 Jul 2025 10:14 WIB

Rencana 'Kota Kemanusiaan' Netanyahu di Gaza Dinilai Mirip Kamp Konsentrasi

Rencana kontroversial ini telah memicu kemarahan global.

Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjukkan peta Timur Tengah tanpa Palestina pada sesi ke-78 Majelis Umum PBB,  di markas besar PBB di New York, 22 September 2023.
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjukkan peta Timur Tengah tanpa Palestina pada sesi ke-78 Majelis Umum PBB, di markas besar PBB di New York, 22 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Rencana Israel untuk membangun apa yang disebut pemerintah sebagai “kota kemanusiaan” bagi warga Palestina di Gaza selatan gagal di tengah tentangan dari pihak militer, media Israel melaporkan pada Senin, menurut kantor berita Anadolu.

Diumumkan oleh Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz pekan lalu, rencana tersebut melibatkan seluruh penduduk Gaza yang dipaksa masuk ke dalam zona baru di atas reruntuhan kota Rafah. Setelah berada di dalam, penduduk dilaporkan tidak akan diizinkan untuk keluar.

Baca Juga

Rencana kontroversial ini telah memicu kemarahan global, PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) yang mengecamnya sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan merupakan pemindahan paksa penduduk Palestina, dikutip dari laman Palestine Chronicle, Selasa (15/7/2025)

Para pemimpin oposisi Israel juga mengecam rencana tersebut, yang diperkirakan akan menelan biaya sebesar 4 miliar dolar AS, karena anggarannya yang tinggi, dan mengatakan bahwa proposal tersebut sama saja dengan melokalisasi warga Palestina di sebuah “kamp konsentrasi” demikian laporan Anadolu.

Militer Israel juga keberatan dengan rencana tersebut karena akan merusak upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan dengan Palestina, kata laporan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement