REPUBLIKA.CO.ID,GAZA — Warga Jalur Gaza hidup dalam penderitaan sejak kampanye genosida Israel pada Oktober 2023. Tak hanya hidup menderita, mereka bahkan tidak bisa meninggal dengan tenang saat syahid menjemput akibat serangan zionis.
Warga Gaza tidak lagi memiliki jaminan akan beristirahat dengan tenang di liang lahat. Banyak yang mendapati jenazah tersebut tanpa tempat peristirahatan terakhir sama sekali.
Setelah Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, mengumumkan telah kehabisan lahan pemakaman, warga Gaza memasuki gelombang baru siksaan psikologis. Sejak dimulainya genosida Israel terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, penduduk telah menanggung salah satu bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah modern.
Di jalur yang padat penduduk dan terkepung ini, di bawah blokade selama lebih dari 18 tahun, orang mati sekarang tidak memiliki kuburan. Pemakaman telah melebihi kapasitas. Tanah pemakaman dibebani ribuan orang.
"Martabat orang mati telah menjadi beban baru bagi yang hidup, yang tidak lagi dapat mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai dengan cara yang sesuai dengan martabat manusia,"lapor Yasmin Abu Samala dari Quds News Network yang dikutip Republika.
