REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan Pemerintah Indonesia bersama otoritas Kerajaan Arab Saudi terus mencari tiga peserta haji yang hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya.
"Insya Allah mudah-mudahan kita berdoa semoga bisa ditemukan, apakah dia dalam keadaan masih hidup maupun juga dalam keadaan lain," ujar Menag di Jakarta, Senin.
Menag menduga ketiga peserta haji itu mengalami gangguan demensia dan kehilangan orientasi saat berada di Makkah, Arab Saudi.
Menurut dia, kondisi demensia jamaah kemungkinan tidak terdeteksi saat pemeriksaan awal kesehatan di Indonesia karena saat itu mereka tampak sehat.
Namun, cuaca ekstrem di Arab Saudi dengan suhu mencapai 50 derajat Celcius diduga memperburuk kondisi mental mereka.
"Kemungkinan besar pada saat tes kesehatan dia terlihat baik-baik saja. Tapi ketika sampai di sini dan suhu mencapai 50 derajat, penyakitnya kambuh kembali. Ini yang menyebabkan tiga orang ini sampai sekarang belum ditemukan," ujar Nasaruddin.
Menanggapi pertanyaan soal upaya pencegahan, Nasaruddin menyebut pemerintah sebenarnya telah menggunakan gelang identitas, namun dalam kasus tertentu gelang tersebut justru dilepas oleh jamaah.
Padahal dalam gelang tersebut terdapat informasi lengkap soal identitas pemakai. Gelang ini biasa dipakai petugas untuk mencari hotel penginapan apabila menemukan jamaah yang tersesat.
"Tapi masalahnya, banyak gelang dilepas. Yang kemarin ditemukan itu seorang ibu-ibu, tanpa identitas apa pun. Hanya karena mirip orang Indonesia lalu ditanya pasukan biru (petugas haji), ternyata bisa bahasa Indonesia. Nah ketahuanlah dia jamaah Indonesia," kata Menag.
Bahkan beberapa haji meninggalkan seluruh identitas, termasuk paspor dan kalung tanda pengenal, di kamar hotel sebelum menghilang.
"Persoalannya, ada yang sama sekali tidak membawa identitas. Gelang dilepas, paspor ditinggal, kalung pengenal pun tak dibawa. Ini yang menyulitkan dalam proses pencarian," kata dia.
Sementara itu, Direktur Urusan Haji Dalam Negeri Kemenag M. Zain mengatakan Pemerintah Saudi berencana akan mencocokkan DNA keluarga jamaah yang hilang dengan data manifest jamaah yang wafat tanpa identitas.
"Nanti dicocokkan. Mudah-mudahan kita berharap karena menurut Kantor Nusuk Arab Saudi ketiganya belum keluar dari Saudi, jadi kita berharap mudah-mudahan ditemukan dalam keadaan selamat," kata dia.