Senin 14 Jul 2025 11:58 WIB

Hamas-Jihad Islam Bertemu: Gencatan Senjata Harus Dapat Mengakhiri Perang

Hamas sebelumnya setuju untuk membebaskan 10 tawanan Israel yang masih hidup.

Sandera saat dikawal oleh pejuang Palestina untuk diserahkan ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, Sabtu, 22 Februari 2025.
Foto: AP Photo/Adel Kareem Hana
Sandera saat dikawal oleh pejuang Palestina untuk diserahkan ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, Sabtu, 22 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam pada Ahad (13/7/2025), mengatakan perundingan apapun dengan Israel harus dapat mengakhiri perang di Gaza. Kelompok perlawanan Gaza tersebut mensyaratkan, penarikan penuh pasukan Israel, dibukanya kembali perlintasan, dan rekonstruksi wilayah itu.

Pernyataan tersebut muncul usai pertemuan delegasi kedua kelompok, ungkap Hamas di lokasi yang tak disebutkan. Menurut Hamas, kedua pihak membahas status perundingan saat ini di Doha, Qatar.

Baca Juga

Hamas menegaskan bahwa hasil apapun harus mengarah pada diakhirinya perang, penarikan pasukan Israel, dibukanya kembali perbatasan dan rekonstruksi setelah apa yang dilakukan Israel seperti genosida, kelaparan, dan pembantaian harian.

Mereka juga membahas tanggapan Israel terhadap usulan mediasi yang bertujuan tercapainya gencatan senjata dan memeriksa strategi potensial untuk mengatasi tanggapan tersebut.

Putaran perundingan tak langsung terbaru yang saat ini sedang dilakukan di ibu kota Qatar, melibatkan delegasi Hamas dan Israel, dengan mediator Qatar, Mesir, dan AS.

Sebelumnya Rabu, Hamas setuju untuk membebaskan 10 tawanan Israel yang masih hidup sebagai bentuk "kompromi" demi mencapai perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Sementara itu, Israel tetap bertahan pada poin -poin penting, termasuk penarikan pasukannya dari Gaza.

Sebaiknya, Israel bersikeras membangun daerah penyangga seluas 2-3 kilometer di wilayah Rafah, dan 1-2 kilometer di wilayah perbatasan.

photo
Yael Alexander memegang poster putranya, Edan, yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, dalam aksi di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 22 Februari 2025. - (AP Photo/Maya Alleruzzo)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement