Senin 14 Jul 2025 11:20 WIB

Saatnya Menjadikan Guru Ngaji Sebagai Profesi

Pembinaan Alquran harus bergerak ke arah sistem yang terstruktur dan berdampak sosial

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kedua kanan) didampingi Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama Ahmad Zayadi (kiri), Ketua Yayasan Nurul Falah Umar Jaeni (kanan) menyaksikan penyerahan sertifikat lisensi dari Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi Muhammad Nur Hayid (kedua kiri) kepada Direktur LSP Pendidikan Al-Quran Nurul Falah M. Asharis (tengah) saat Silaturahim Tilawati Nasional 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (12/7/2025). Acara yang dihadiri sekitar 8.000 pengajar Al-Quran dan pemerhati pendidikan Islam dari berbagai daerah tersebut sekaligus meluncurkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tilawati sebagai tolok ukur standardisasi kompetensi guru Al-Quran di Indonesia guna meningkatkan literasi keagamaan masyarakat.
Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kedua kanan) didampingi Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama Ahmad Zayadi (kiri), Ketua Yayasan Nurul Falah Umar Jaeni (kanan) menyaksikan penyerahan sertifikat lisensi dari Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi Muhammad Nur Hayid (kedua kiri) kepada Direktur LSP Pendidikan Al-Quran Nurul Falah M. Asharis (tengah) saat Silaturahim Tilawati Nasional 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (12/7/2025). Acara yang dihadiri sekitar 8.000 pengajar Al-Quran dan pemerhati pendidikan Islam dari berbagai daerah tersebut sekaligus meluncurkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tilawati sebagai tolok ukur standardisasi kompetensi guru Al-Quran di Indonesia guna meningkatkan literasi keagamaan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) mendorong sertifikasi guru Alquran lewat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tilawati sebagai langkah untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme pengajar Alquran di Indonesia.

"Kita ingin guru Alquran diperlakukan secara layak sebagai profesi. Ada jalur pengakuan kompetensi, jenjang pelatihan, dan sistem pembinaan yang berkelanjutan. Tidak bisa lagi dibiarkan sekadar sebagai peran sukarela tanpa penguatan kapasitas," ujar Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi di Istiqlal, Jakarta, Sabtu (12/7/2025).

Baca Juga

Ahmad Zayadi mengatakan, pembinaan Alquran harus bergerak ke arah sistem yang terstruktur, berstandar, dan berdampak sosial. Dia menjelaskan, gerakan membaca Alquran tidak cukup berhenti di podium tilawah, tetapi harus dilanjutkan dalam ikhtiar memahami, mendalami isi kandungannya, hingga meningkatkan literasi keagamaan yang mencerdaskan masyarakat.

Menurut dia, LSP Tilawati hadir sebagai wujud nyata dari misi tersebut. Kehadirannya menjadi instrumen penting untuk memperkuat ekosistem pembinaan Al Quran di Tanah Air, memastikan standar kompetensi pengajar dan membuka peluang sertifikasi resmi bagi guru-guru Al Quran.

"Tilawah harus menjadi gerakan nasional: membaca dengan benar, memahami dengan jernih, menghayati dengan kesadaran, dan menerapkannya dengan sungguh-sungguh," kata dia.

photo
Sekitar 8.000 pengajar Alquran dan pemerhati pendidikan Islam menghadiri Silaturahmi Tilawati Nasional 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta pada Sabtu (12/7/2025). - (Fuji EP/ Republika.co.id)

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement