Senin 14 Jul 2025 10:56 WIB

Matahari Melintas di Atas Ka'bah Selasa-Rabu, Kemenag Minta Umat Cek Arah Kiblat, Ini Caranya

Jika ada keraguan, momentum ini dinilai tepat untuk memverifikasi.

Jamaah calon haji dari berbagai negara melakukan Tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025). Pemerintah Arab Saudi menetapkan Idul Adha jatuh pada hari Jumat (6/6), sedangkan Hari Arafah (Wukuf di Arafah) sebagai rangkaian puncak musim haji pada 5 Juni 2025 yang akan diikuti 1,83 juta muslim dari berbagai penjuru dunia termasuk dari Indonesia yang tahun ini memiliki kuota sebanyak 221.000 jamaah.
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Jamaah calon haji dari berbagai negara melakukan Tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025). Pemerintah Arab Saudi menetapkan Idul Adha jatuh pada hari Jumat (6/6), sedangkan Hari Arafah (Wukuf di Arafah) sebagai rangkaian puncak musim haji pada 5 Juni 2025 yang akan diikuti 1,83 juta muslim dari berbagai penjuru dunia termasuk dari Indonesia yang tahun ini memiliki kuota sebanyak 221.000 jamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Matahari akan melintas tepat di atas Ka'bah pada Selasa-Rabu ini. Kementerian Agama (Kemenag) mengungkapkan, umat Islam dapat secara mudah mengecek arah kiblat secara mandiri pada 15 dan 16 Juli 2025.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag Arsad Hidayat, di Jakarta, Sabtu (12/7/2025), mengatakan bahwa Selasa-Rabu (15-16/7/2025) bertepatan dengan terjadinya fenomena astronomi "Istiwa A‘zam" atau "Rasdhul Qiblah", yaitu matahari melintas tepat di atas Ka'bah.

Baca Juga

"Ini menjadikannya momen ideal bagi siapa saja untuk memastikan arah kiblat sendiri, tanpa perlu memiliki keahlian atau perangkat teknologi tertentu," kata Arsad.

Ia juga memberikan metode sederhana dan akurat untuk memverifikasi arah kiblat tanpa alat khusus. Pertama, pastikan alat bantu (bisa dengan lot atau bandul) yang menjadi patokan arah bayangan berdiri tegak lurus.

photo
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat - (Dok Kemenag)

Selanjutnya, pastikan permukaan tempat pengecekan harus datar dan rata, serta waktu pengukuran disesuaikan dengan jam resmi seperti yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), RRI, atau Telkom untuk menghindari kesalahan waktu.

Arsad mengatakan tepat pada 19 dan 20 Muharam 1447 Hijriah, pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus pada tanggal tersebut akan menunjukkan arah yang berlawanan dari arah kiblat.

Adapun fenomena "Istiwa A'zham" terjadi hanya dua kali dalam satu tahun. Sebelumnya, itu terjadi pada 27 dan 28 Mei 2025.

Momen tersebut bersifat "konfirmatif", berarti jika arah kiblat yang digunakan sudah tepat, akan lebih menguatkan kalibrasi arah yang sudah dilakukan sebelumnya. Jika ada keraguan, ini adalah waktu paling ideal untuk memverifikasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement