REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Sabtu (13/7/2025) menjadi momentum syahidnya Mohammed Deif. Sosok yang menjadi Komandan Jenderal Brigade Al Qassam tersebut menjadi syuhada dalam pertempuran panjang dengan zionis Israel.
Abu Ubaida, juru bicara militer Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, menegaskan pada peringatan syahidnya Mohammed Deif, bahwa saudara-saudara, anak-anak, dan pendukungnya di seluruh dunia terus menapaki jalannya dan menimbulkan kerugian strategis pada pendudukan.
Dalam peringatan tersebut, Abu Ubaida menyatakan bahwa warisan sang syuhada akan terus hidup sebagai "mimpi buruk yang menghantui para penjahat perang dan pencuri."
Abu Ubaida memperingatkan bahwa mereka tidak akan pernah hidup damai di tanah Palestina, setelah Deif dan saudara-saudaranya menulis, dengan darah, bab terakhir pembebasan Palestina. "Puluhan tahun jihad berpuncak pada kesyahidan."
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di kanal Telegramnya, Sabtu, Abu Ubaida menekankan bahwa Deif telah memimpin operasi Badai Al-Aqsa bersama saudara-saudaranya.
Abu Ubaida mengatakan, Deif telah memberikan pukulan paling dahsyat dalam sejarah musuh Zionis. Pukulan tersebut menghancurkan pertahanan Israel, menyatukan energi bangsa terhadap Palestina, dan membawa perjuangan Palestina kembali ke garis depan perjuangan.