REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI — Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Kamis (26/6/2025), Iran telah memberikan "tamparan di wajah Amerika" dengan menyerang pangkalan udara AS di Qatar. Dalam komentar pertamanya di depan publik usai kesepakatan gencatan senjata, Khamenei memperingatkan terhadap potensi serangan lebih lanjut.
Pidato Khamenei yang direkam sebelumnya, untuk kemudian ditayangkan di televisi pemerintah Iran, menjadi penampilan perdananya sejak 19 Juni. Pidato tersebut dibumbui dengan peringatan dan ancaman yang ditujukan kepada Amerika Serikat dan Israel, musuh lama Republik Islam tersebut.
Pria berusia 86 tahun yang dikenal sebagai seorang orator ulung tersebut dikenal karena pidatonya yang tegas kepada lebih dari 90 juta orang di negara itu. AP melaporkan, Khamenei tampak lebih lelah daripada sepekan yang lalu. Dia pun tampak berbicara dengan suara serak dan kadang-kadang tersendat-sendat dalam mengucapkan kata-katanya.
Pemimpin tertinggi itu meremehkan serangan AS terhadap tiga lokasi nuklir Iran. Dia mengatakan, penggunaan bom penghancur bunker dan rudal jelajah yang dilakukan Donald Trump, dengan mengatakan serangan itu "benar-benar dan sepenuhnya menghancurkan" program nuklir Iran, telah membesar-besarkan dampaknya.
Perjudian besar Trump di Iran adalah momen yang berisiko. Trump mengatakan pejabat AS dan Iran akan berunding saat gencatan senjata berlangsung. Trump mengatakan dia akan memutuskan serangan Iran dalam waktu dua pekan.

"Mereka tidak dapat mencapai sesuatu yang signifikan," kata Khamenei. Yang hilang dari pesan videonya yang berdurasi lebih dari 10 menit adalah penyebutan tentang program nuklir Iran dan status fasilitas serta sentrifus mereka setelah serangan besar-besaran AS dan Israel.