REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sedikitnya 140 warga Palestina gugur di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir akibat tembakan dan serangan udara Israel. Hal itu berdasarkan keterangan otoritas kesehatan setempat, Kamis (19/6/2025).
Saat Timur Tengah diguncang konflik Israel-Iran, warga Jalur Gaza semakin nestapa. Tragedi kemanusiaan yang mereka alami kini seolah terlupakan. Sorotan dunia seperti teralihkan oleh perang udara antara Tel Aviv dan Teheran.
Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan, 40 korban jiwa akibat serangan Israel pada Rabu (18/6/2025) adalah mereka yang sedang menanti bantuan kemanusiaan. Militer Israel (IDF) menembaki puluhan orang itu dengan drone yang dikendalikan jarak jauh.
Israel memang sudah mencabut sebagian blokade Jalur Gaza sejak tiga pekan lalu. Namun, IDF masih melancarkan pembunuhan terhadap warga sipil, termasuk mereka yang berupaya mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Serangan udara Israel menghantam permukiman padat penduduk, termasuk kamp pengungsi Maghazi, kawasan Zeitoun, dan Kota Gaza. Operasi militer IDF ini menewaskan setidaknya 21 orang. Serangan lain terhadap sebuah pengungsian di Khan Younis, Gaza selatan, merenggut lima nyawa warga sipil.
View this post on Instagram
Petugas medis juga melaporkan, 14 warga Palestina gugur saat menunggu truk bantuan PBB di Jalan Salahuddin, Gaza Tengah. Ini kembali membuktikan, betapa rentannya situasi rakyat Gaza walau sekadar untuk mengakses kebutuhan dasar.
IDF berdalih, insiden di Jalan Salahuddin terjadi karena sejumlah warga mendekati pasukan di Nuseirat "dengan cara yang mengancam." Tentara zionis juga mengeklaim tidak tahu bahwa ada korban luka-luka.
IDF kembali menggunakan narasi pembenaran, pihaknya sedang beroperasi untuk "membongkar kemampuan militer Hamas." Pernyataan-pernyataan semacam ini telah berulang kali diucapkan untuk membantah dugaan militer sengaja menargetkan warga sipil.