Rabu 18 Jun 2025 12:44 WIB

Laporan: Sistem Pertahanan Udara Israel Hanya Bisa Bertahan 12 Hari Lagi

Tekanan ekonomi untuk bertahan dari serangan Iran juga menjadi beban bagi Israel.

Sistem pertahanan udara Israel Iron Dome berusaha mencegat serangan rudal Iran di Tel Aviv, Israel, Sabtu (14/6/2025) dinihari. Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan rudal-rudal balistik ke Tel Aviv. Militer Israel (IDF) lewat unggahan di media sosial mengatakan semua wilayah Israel sedang diserang.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Sistem pertahanan udara Israel Iron Dome berusaha mencegat serangan rudal Iran di Tel Aviv, Israel, Sabtu (14/6/2025) dinihari. Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan rudal-rudal balistik ke Tel Aviv. Militer Israel (IDF) lewat unggahan di media sosial mengatakan semua wilayah Israel sedang diserang.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Enam hari sudah perang antara Iran dan Israel berlangsung. Jual beli serangan tampak antara kedua negara yang berseteru. 

Laporan The Washington Post yang dikutip laman Al Mayadeen mengungkapkan, perang tersebut mungkin tidak akan berkelanjutan bagi Tel Aviv. The Washington Post menyoroti meningkatnya biaya dan berkurangnya pasokan pencegat sistem pertahanan udara sebagai titik kritis dalam jaringan pertahanan Israel.

Baca Juga

Laporan yang diterbitkan pada Senin (16/6/2025) tersebut mengutip penilaian dari pejabat intelijen AS dan Israel yang menunjukkan bahwa tanpa pasokan ulang atau intervensi militer AS secara langsung, Israel mungkin hanya dapat mempertahankan tingkat pertahanan misilnya saat ini selama 10 hingga 12 hari lagi.

"Mereka perlu memilih apa yang ingin mereka cegat," kata salah satu sumber yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut. "Sistemnya sudah kewalahan."

Analisis The Post sejalan dengan peringatan baru-baru ini oleh akun intelijen sumber terbuka yang berfokus pada militer (OSINT) @METT_Project, yang memproyeksikan bahwa salvo rudal balistik Iran yang berkelanjutan dapat mulai menembus perisai rudal berlapis-lapis Israel sekitar hari ke-18 peperangan.

Proyeksi tersebut, berdasarkan tingkat penggunaan pencegat dan inventaris yang diketahui, menunjukkan bahwa penetrasi rudal harian akan meningkat secara signifikan karena jaringan listrik Israel mulai membatasi amunisi dan memprioritaskan zona kritis.

 

Tekanan ekonomi untuk mempertahankan diri dari serangan rudal berat Iran juga menjadi beban yang tidak dapat dipertahankan. Menurut The Marker, portal keuangan dari Israel, biaya pengoperasian sistem pertahanan rudal telah melonjak hingga sekitar satu miliar shekel—sekitar 285 juta dolar AS—per malam.

Ketergantungan Israel pada sistem canggih seperti Arrow-2 dan Arrow-3, yang pencegatnya masing-masing berharga sekitar 3 juta dolar AS, telah menimbulkan kekhawatiran atas keberlanjutan eskalasinya saat ini.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement