Selasa 17 Jun 2025 00:00 WIB

Menag: Jangan Mendramatisir Seolah Jamaah Haji Indonesia 'Kiamat'

Menag bersyukur pelaksanaan ibadah haji dijalankan sepenuhnya oleh jamaah. 

Menteri Agama Nasaruddin Umar berdoa seusai menyelesaikan rangkaian umrah wajib di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (31/5/2025) dini hari. Menag Nasaruddin Umar selaku Amirul Hajj Indonesia bersama anggota Amirul Hajj telah tiba di Makkah dengan membawa misi kenegaraan penting dalam mengawal pelaksanaan ibadah haji, khususnya memastikan pelayanan terbaik bagi jamaah calon haji Indonesia jelang puncak musim haji 1446 Hijriah/2025 Masehi.
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Menteri Agama Nasaruddin Umar berdoa seusai menyelesaikan rangkaian umrah wajib di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (31/5/2025) dini hari. Menag Nasaruddin Umar selaku Amirul Hajj Indonesia bersama anggota Amirul Hajj telah tiba di Makkah dengan membawa misi kenegaraan penting dalam mengawal pelaksanaan ibadah haji, khususnya memastikan pelayanan terbaik bagi jamaah calon haji Indonesia jelang puncak musim haji 1446 Hijriah/2025 Masehi.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

Puncak pelaksanaan ibadah haji telah selesai. Jamaah haji Indonesia berangsur pulang ke Tanah Air.  Untuk gelombang pertama, sebagian pulang dari Bandara Madinah, dan mayoritas terbang dari Jeddah. 

Baca Juga

"Kita bersyukur karena per hari ini pemulangan, itu baru satu kali mengalami kemunduran, kurang dari enam jam. Tapi itu kita kompensasikan dengan pemberian makanan," ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar di Jeddah, Senin (15/6/2025). 

Menag juga bersyukur karena seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah Haji dilaksanakan sepenuhnya oleh para jamaah. Tidak ada jamaah  yang tak terangkut di Arafah. Kecuali, kata ia, mereka yang tak bisa bergerak karena sakit keras sehingga harus dibadalkan. Sementara yang masih memungkinkan ikut dalam program Safari Wukuf.   "Safari wukuf itu artinya memenuhi persyaratan-persyaratan haji." ujarnya.  

Memang ketika di awal, Menag tak menampik ada sekelumit persoalan karena menggunakan sistem baru.  Misal ada keterlambatan jamaah dalam mendapatkan kamar hotel. "Tetapi itu teratasi semuanya sih sebetulnya. Ya tidak ada yang sampai terbengkalai, terlantar, nggak ada. Ya jadi nanti ditanyakan ke jamaahnya juga ya. Jadi seperti, pokoknya mohon kita pemberitaan yang objektif ya," katanya.  

Menag tak melarang media untuk memberitakan apa yang perlu dikritisi, namun ia meminta juga tetap obyektif. "Mari kita objektif, tetapi kita juga jangan mendramatisir seolah-olah, apa ya, Makkah ini kiamat nih, jamaah haji Indonesia kiamat,katanya.  

Bagi orang yang sering ke Tanah Suci, kata Menag, memang selalu ada kekurangan.  Apakah itu kemacetan atau keterlambatan makanan. "Setiap tahun sepanjang masa itu, itu-itu penyakitnya aja jamaah haji itu." 

Hal yang terpenting, jelas Menag, seluruh jamaah bisa menyelenggarakan ibadah hajinya.  Tidak ada yang tak terangkut ke Arafah, Muzdalifah dan Mina. "Kecuali yang tadi yang dibadalkan itu., Itu pun dibadalkan sesuai dengan ketentuan, sesuai dengan penilaian dan penelitian kami ya."

Menag juga bersyukur  jumlah yang wafat lebih kurang daripada hari yang sama pada tahun yang lalu. Data per Ahad (15/6/2025) ada  279 orang wafat. Sementara yang sama pada tahun yang lalu itu ada 298.  "Berarti ini kita alhamdulillah terjadi pengurangan jumlah kematian. Itu juga salah satu indikator yang sangat penting," ujarnya.  

photo
Infografis Barang yang tak Boleh Dibawa Jamaah Haji ke Pesawat - (Dok Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement