REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Lebih dari 220 orang tewas dan hampir 1.500 orang di Iran terluka kurang dari tiga hari setelah serangan Israel terhadap Republik Islam tersebut, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Hossein Kermanpour pada Ahad (15/6/2025).
"65 jam setelah dimulainya agresi Israel, 1.481 orang … terluka atau tewas, 1.277 di antaranya … dirawat di rumah sakit … lebih dari 90 persen adalah warga sipil," tulis Kermanshahi di X.
"Dari jumlah tersebut, 522 orang telah dipulangkan, dan 224 wanita, pria, dan anak-anak telah meninggal," lanjutnya.
Sebelumnya, Israel pada Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat melancarkan serangan udara ke Teheran, ibu kota Iran dan beberapa kota lainnya di berbagai penjuru Iran.
Serangan-serangan tersebut menyerang fasilitas nuklir serta menewaskan sejumlah komandan tinggi militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil Iran.
Gempuran pasukan Zionis Israel itu terus berlanjut ke berbagai wilayah di Iran pada Sabtu (14/6/2025).
Sebagai respons, Iran pada Jumat dan Sabtu tersebut melancarkan beberapa gelombang serangan rudal terhadap sejumlah target di Israel, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan.
Sementara itu, pasukan intelijen Iran telah menangkap dua agen Mossad, badan intelijen Israel, di Provinsi Alborz, Iran utara, sebut laporan dari kantor berita semiresmi Iran, Tasnim pada Ahad (15/6/2025).
Dua orang anggota Mossad tersebut ditangkap di sebuah rumah di wilayah Savojbolagh, tempat mereka merakit bom, bahan peledak, perangkap, dan berbagai perangkat elektronik